INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kekalahan Calon Bupati dan Wakil Bupati Indramayu yang diusung Partai Golkar Kabupaten Indramayu, Mas Daniel Muttaqin – Kang taufik (Mantap) pada gelaran Pilkada 9 Desember 2020 kemarin, menjadi pukulan berat bagi para senior partai berlogo pohon beringin, pasalnya dalam hitungan dan kalkulasi perolehan 22 kursi DPRD Indramayu, seharusnya dapat menghantarkan Paslon Mantap sebagai pemenang.
Tokoh Senior Partai Golkar Indramayu, Djahidin, mengungkapkan, kekalahan Paslon yang diusung Partai Golkar pada Pilkada serentak kemarin, disebabkan oleh beberapa faktor yang tidak disadari oleh para elit baik pusat maupun daerah. Sebagai mantan Ketua DPD Partai Golkar Indramayu masa bhakti 1998 – 2004, para elit dan kader partai telah mengabaikan budaya tri sukses yang menjadi program utama Golongan Karya yakni sukses konsolidasi, sukses pemilu dan sukses pembangunan.
Ia menjelasakan, sukses nomor satu adalah konsolidasi telah dibaiakan dan tidak dapat dilakukan secara masif dan terukur, mengingat kondisi kepengurusan partai ditingkat daerah dalam sengketa di Mahkamah Partai yang seharusnya itu tidak terjadi dan secepatnya mengesahkan Musda X Partai Golkar Indramayu yang sudah digelar secara demokratis pada 16 Juli 2020 lalu dan terpilih secara aklamasi Syaefudin.
Bahkan perpecahan pengurus internal partai semakin meruncing dan terkesan dilakukan pembiaran oleh elit DPP. Maka upaya konsolidasi yang merupakan faktor penentu kemenangan agenda politik partai tidak dapat tercapai secara maksimal.
Ia mencontohkan, dalam kondisi Indonesia terpuruk pada masa peralihan orde baru ke orde reformasi, soliditas Partai Golkar Indramayu dibuktikan pada pemilu 1999 dengan menghasilkan perolehan 10 kursi DPRD Kabupaten Indramayu, dengan tagline “ Golkar Baru Bersatu Untuk Maju” mampu menghadapi tuntutan zaman.
“Golkar baru di era reformasi menjadi musuh bersama tapi di Indramayu mampu memperoleh 10 kursi dan di Jawa Barat perolehan terbesar di tingkat Kabupaten/Kota yang ada,” terang Mantan Anggota DPR RI 1999 – 2004.
Pembangunan karakter Golkar Baru, dengan motto Disconection Dengan Masa Lalu, Ketua DPD Partai Golkar Indramayu Djahidin mampu menghantarkan perolehan suara dengan 10 kursi Anggota DPRD Indramayu. Pada pemilu berikutnya tahun 2004 lewat Ketua DPD Partai Golkar yang sama (Djahidin red) naik 100 persen perolehan suara Partai Golkar di Kabupaten Indramayu sehingga mendapatkan 20 kursi. Pada pemilu 2009 dimana Ketua DPD Partai Golkar Indramayu, Irianto MS Syafiudin yang juga Bupati Indramayu, memperoleh 24 kursi atau kenaikan 4 kursi dari pemilu sebelumnya atau naik 20 persen.
Ia menambahkan, pada saat pemilu 2014 melalui Ketua DPD Partai Golkar Indramayu, Daniel Muttaqien, suara golkar hanya memperoleh 19 kursi atau turun lima kursi dari pemilu sebelumnya yaitu 21 persen.
Periode berikutnya Ketua DPD Partai Golkar Indramayu melalui Musdalub karena ketua sebelumnya Daniel Mittaqin mengundurkan diri dijabat oleh Supendi, perolehan suara Partai Golkar pada pemilu 2019 kemarin, memperoleh 22 kursi di parlemen, atau naik 3 kursi senilai 15 persen, kendati saat itu ada persoalan hukum yang menjerat Ketua DPD Partai Golkar Indramayu Supendi.
“Dalam kondisi kekuatan Partai Golkar melemah,kemudian elit partai baik pusat maupun daerah tidak merespon upaya soliditas Partai Golkar yang dibuktikan melalui Musda X, sebagai ajang sukses konsolidasi, seyogianya DPP harus segera mengesahkan hasil Musda X, sehingga berdampak positis pada Pilkada Indramayu saat ini,” terang Mantan Anggota Komisi 6 DPR RI 1999 – 2004.
Saat hasil perolehan Pilkada Partai Golkar di Indramayu tidak sesuai harapan, pihaknya melakukan komunikasi dengan Ketua Dewan Kehormatan DPP Golkar, Akbar Tanjung yang mengkhawatirkan nasib partai Golkar dalam menghadapi agenda pemilu berikutnya yakni Pilkada Gubernur 2023 dan Pileg, Pilpres 2024 nanti. Maka ia mengajak kepada seluruh kekuatan partai baik di daerah maupun pusat untuk meningkatkan komitmen akan pentingnya konsolidasi khususnya di Indramayu.
Senada, Tokoh Senior Golkar Indramayu, Uryanto Hadi, meminta kepada semua pihak untuk kembali bersatu kepada rumah partai yang saat ini masih diperhitungkan di Indramayu. Kekalahan pada Pilkada kemarin, disebabkan oleh kepengurusan partai sebagai alat konsolidasi terpecah dan tidak legitimid, ditambah sikap arogansi yang terus dipertontonkan kepada publik, menyebabkan pemilih gresrot partai tidak solid.
“Kami masih meyakini, Golkar Indramayu kedepan masih besar, jika dipimpin oleh sosok yang memiliki akar rumput dan gresroot, maka saya meminta kepada semua elit, mari selamatkan Golkar di Indramayu untuk agenda politik berikutnya,” tutur Mantan Ketua Fraksi Golkar Indramayu ini.
Sementara itu, Senior Golkar yang juga Mantan Birokrasi, Mulya Sedjati, merasa terpukul atas hasil Pilkada Partai Golkar Indramayu, karena belum bisa menghantarkan kadernya melanjutkan Visi Indramayu Remaja untuk 5 tahun kedepan. Hal ini diakibatkan oleh persoalan konflik internal partai yang tak kunjung terselesaikan, sehingga alat konsolidasi tidak bisa berjalan secara efektif, terbuai oleh optimisme sebagai lumbung suara Golkar tanpa memikirkan strategi pengutan internal yang terus digantung oleh DPP Golkar. Maka ia berharap kepada DPP Partai Golkar dan semua pihak yang terlibat pada kebesaran partai Golkar untuk bersatu padu menyelamatkan kembali kejayaan partai pada agenda politik berikutnya.
“Jika sejak dulu Musda Golkar sudah disahkan, saya pastikan tidak akan terjadi seperti ini, kenapa, karena alat konsolidasi dipatahkan oleh elit – elit partai yang mungkin sudah memberikan jaminan kemenangan kepada Paslon Mantap,” terang mantan Camat Anjatan ini.
Terkait