INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- PT PLN Nusantara Power Unit Pembangkitan (PLN NP UP) Indramayu terus menekan emisi Karbondioksida (CO2) dengan memanfaatkan biomassa sebagai bahan campuran batubara pada produksi listrik PLTU Indramayu. Hal itu dilakukan sebagai komitmen PLN NP UP Indramayu sesuai arahan PT PLN (Persero) yang salah satunya menggunakan Bahan Bakar Jumputan Padat (BBJP) sebagai pendamping batu bara atau co-firing.
Pernyataan tersebut disampaikan Senior Manager (SM) PLN NP UP Indramayu, Munif pada acara Opening Ceremony Program Pengolahan Sampah untuk Bahan Baku Co-firing Biomassa Indramayu di Pusat Daur Ulang (PDU) Rapih Mulya MandiriMandiri (RMM), Desa Sumbermulya, Kecamatan Haurgeulis, Indramayu pada Jumat (14/6). Acara tersebut juga dihadiri Wakil Rektor (Warek) Institut Teknologi (IT) PLN, Pawenary, Manager PLN UP3 Indramayu, Yusrizal, Plt. Kadis Lingkungan Hidup Indramayu, Edi Umaedi, Sekcam Haurgeulis, Nanang Fausi, Camat Gantar Iim Nurahim dan Kepala Desa Sumbermulya, Taryono.
“Saya ucapkan selamat kepada Pemda Indramayu yang bekerjasama dengan IT PLN telah memproduksi BBJP,” ucap Munif membuka sambutannya.
Munif menegaskan, PDU ini telah menemukan solusi untuk memproduksi BBJP. Hal ini sejalan dengan arahan PT PLN (Persero) kepada seluruh PLTU untuk terus meningkatkan penggunaan biomassa sebagai bahan bakar pendamping batu bara guna menekan emisi CO2 dalam rangka target Net Zero Emission. BBJP adalah salah satu jenis biomassa yang feasible untuk co-firing. Tahun 2022, PLN telah memproduksi 35 GWh green dan tahun ini targetnya menjadi 3 kali lipat hingga 90GWh.
Kemudian, lanjut Munif, untuk dapat melakukan scale up itu sendiri, bagaimana kita bisa mendapatkan kecukupan BBJP dan solusi tersebut salah satunya ada di sampah, karena pada tumpukan sampah tersebut terdapat sumber energi.
“PDU ini jika dikelola dengan baik dapat menghasilkan 5 ton sampah per hari dan insya allah akan kami serap untuk membantu kami meningkatkan bauran energi terbarukan di produksi listrik” terangnya.
Munif mengungkapkan, untuk saat ini penggunaan biomassa untuk Co-firing bukan hanya berasal dari Indramayu saja melainkan berasal dari beberapa daerah lain yakni memanfaatkan sawdust dari serbuk gergaji dan limbah perkebunan. Keberadaan BBJP ini akan menambah keandalan feedstock biomassa di PLTU Indramayu.
“Target kami akan terus meningkatkan penggunaan biomasa cofiring dimana pada tahun 2028 PLN menargetkan menekan 10,2 juta ton CO2 equivalent yang salah satu caranya dengan scale up biomassa Co-firing,” pungkasnya.
Ke depannya, PLN NP UP Indramayu terus berkomitmen untuk terlibat dalam penggunaan energi bersih untuk produksi listrik. Selain itu, dengan BBJP masalah sampah bisa diatasi dengan meningkatkan nilainya sebagai salah satu energi bersih. (Red/FP).