Oleh : Ihsan Mahfudz *)
PANTURA atau biasa orang menyebutnya Pantau Utara. Terdapat wilayah Kabupaten Indramayu, Jawa Barat dengan panjang pantai sekitar 114 km merupakan daerah dataran rendah tempat dimana air mengalir dari hulu dua pegunungan yakni Cikuray-Mandalagiri dan pegunungan Papandayan berlabu ke hilir Pantura Indramayu. Kedua resapan air tersebut melintasi empat daerah yaitu Kabupaten Garut sebagai wilayah hulu, Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Majalengka sebagai wilayah tengah serta Kabupaten Indramayu sebagai wilayah hilir yakni sungai Cimanuk.
Hilir Sungai Cimanuk di Kabupaten Indramayu terbelah menjadi dua wilayah pembagi tepatnya di Desa Rambatan Kulon, Kecamatan Lohbener bahkan orang Indramayu menyebutnya kawasan Bendungan Bangkir blok Balas. Di lokasi itu terdapat dua hulu sungai pembagi yakni yang pertama aliran sungai Cimanuk menuju muara Waledan Desa Lamarantarung Kecamatan Cantigi. Yang kedua aliran Sungai Cimanuk menuju ke arah kota Indramayu. Selanjutnya Sungai Cimanuk yang menuju Kota dibagi kembali menjadi dua, yang pertama diarahkan ke Waduk Bojongsari Kecamatan Indramayu melalui Sungai Cimanuk lama yang membelah kota Indramayu menuju Desa Babadan Kecamatan Sindang diarahkan ke muara pantai Song melalui pintu air Prajagumiwang Desa Pabean Udik blok Anjun Kecamatan Indramayu. Selanjutnya sungai pembagi yang kedua, aliran sungai Cimanuk diarahkan memutar wilayah kota Indramayu melalui sodetan sungai Cimanuk Baru melintasi beberapa desa diwilayah Kecamatan Sindang, diantaranya Desa Terusan, Desa Dermayu, Desa Sindang, Desa Penganjang, Desa Wanantara dan Desa Babadan menuju muara Bondol Desa Brondong Kecamatan Indramayu.
Selanjutnya, aliran air dari sungai Cimanuk baru dibagi lagi diwilayah Desa Pagirikan blok lapangan bola melalui pintu air Cobra, yang pertama diarahkan melintasi Desa Babadan menuju ke pintu air Prajagumiwang Desa Pabean Udik blok Anjun yang bermuara kearah Pantai Karangsong, dan yang kedua tetap lurus diarahkan melewati bendungan karet Desa Brondong menuju muara Bondol.
Perlu diketahui, bahwa aliran sungai Cimanuk dahulu, wilayah hilir muara laut Tiris, dengan melintasi Desa Pasekan, Desa Karanganyar, Desa Pabean Ilir dan Desa Totoran wilayah Kecamatan Pasekan, akan tetapi sungai Cimanuk alirannya dibedah/ disodet (lokasi bedahan/sodetan selanjutnya dinamakan blok Bedahan Desa Brondong) menuju muara Bondol Desa Brondong Kecamatan Pasekan. Kini kawasan lintas hilir muara laut tiris tersebut saat ini sudah menjadi pemukiman warga berpuluh puluh tahun dihuni dengan kondisi bangunan permanen disekitarnya.
Tak dapat dipungkiri, bahwa keberadaan Sungai Cimanuk di wilayah Kabupaten Indramayu selama ini, memiliki peran yang sangat besar. Tak hanya digunakan untuk mengairi ribuan hektar areal persawahan dan budidaya perikanan tambak. Tetapi keberadaan sungai terbesar di Jawa Barat ini dimanfaatkan juga oleh Perumdam Tirta Darma Ayu guna memenuhi pasokan dan kebutuhan air bersih bagi masyarakat di Kota Mangga.
Namun dibalik manfaat yang dapat dirasakan oleh masyarakat Kabupaten Indramayu, keberadaan Sungai Cimanuk juga kerap menjadi ancaman serius bagi warga masyarakat yang berada di sepanjang DAS dari mulai Kecamatan Sukagumiwang, Kertasemaya, Bangodua, Tukdana, Jatibarang, Widasari, Lohbener, Cantigi, Sindang, Indramayu dan Pasekan.
Fenomena dan fakta yang sudah terjadi hingga saat ini, dimana ketika debit air di wilayah hilir Cimanuk meluap, menyebabkan banjir dan air masuk ke permukiman warga. Luapan air Sungai Cimanuk itu disebabkan beberapa faktor diantaranya tanggul kritis, kerusakan pintu Intek serta kondisi sampah diwilayah hilir yang belum ditangani secara dioptimalkan hingga kendala lain yang harus diselesaikan.
Ini menjadi PR serius Pemkab Indramayu, untuk dapat dilakukan optimalisasi dan konsolidasi dengan pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung mewakili pemerintah pusat, terkait upaya penanggulangan resiko bencana terhadap areal DAS Cimanuk, seperti revitalisasi tanggul dan juga normalisasi sungai, mengingat aliran air dari hulu kerap menyeret material yang mendorong percepatan sedimentasi yang mengakibatkan pendangkalan dan penyemitan sungai. Bahkan terjadinya kiriman air secara tiba-tiba dan sulit untuk dihindari dikala curah hujan di wilayah hulu meningkat.
Akibatnya, kapasitas daya tampung dengan ruang rendah mengancam warga di sepanjang DAS Cimanuk dari resiko genangan / banjir akibat luapan air yang melampaui permukaan tanggul, seolah jadi langganan bencana alam disetiap musim penghujan.
Maka, dibutuhkan perencanaan yang matang, tepat serta terukur guna mengurai persoalan yang terjadi saat ini disepanjang DAS Cimanuk, melalui peran serta Pemerintah Pusat yang dapat diperjuangkan oleh wakil rakyat di Senayan, guna mendorong optimalisasi APBN dalam memberikan penanganan ratusan titik tanggul Cimanuk yang kritis dibarengi dengan budaya gotong royong masyarakat sekitar DAS Cimanuk untuk tidak membuang sampah sembarangan, tidak melakukan pengrusakan lingkungan dengan maraknya pengerukan tanggul ilegal serta peran serta pemerintah desa setempat lewat usulan prioritas pembangunan desa pada pos anggaran Penanggulangan Dini Bencana yang disampaikan kepada liding sektor Kementerian PUPR dalam hal ini BBWS Cimanuk Cisanggarung.
Rasanya, rakyat sudah jenuh dengan pola pencitraan ditengah bencana luapan hilir Sungai Cimanuk yang tak berkesudahan setiap tahun terjadi bahkan pada titik lokasi yang sama, sebut saja warga Desa Babadan Kecamatan Sindang dan sekitarnya. Menyebabkan trauma warga tak terhindarkan disaat adanya informasi Sungai Cimanuk meluap dapat dipastikan akan menggenangi pemukiman dan rumah rumah warga, sehingga animo dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah semakin menurun, karena lemahnya penanganan yang belum tepat dan terukur. Maka diperlukan terobosan yang tepat dan berkelanjutan guna menyelesaikan persoalan persoalan yang saat ini terus terjadi di sepanjang DAS Sungai Cimanuk.
Sepuluh tahun kebelakang, wilayah Pantura Indramayu bakal diuntungkan dengan akan dibangunnya Waduk Jatigede, namun setelah terwujud kecemasan, ketakutan dan kehawatiran masyarakat sepanjang DAS Cimanuk tak pernah usang. Apa yang salah dengan kita dan lingkungan sekitar kita sebagai bahan introspeksi bersama.
Semoga Allah SWT memberikan kekuatan lahir bathin kepada kita semua dalam menjalankan amanat sebagai khalifah di muka bumi ini.
Waalahu ‘alam Bimuradihi.
*)Penulis adalah Pimpinan Redaksi Fokuspantura.com.
Terkait