INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Calon Bupati Indramayu nomor urut 4, Nina Agustina Dai Bachtiar, kembali mendapatkan keluhan masyarakat petani atas persoalan kelangkaan pupuk yang kini melanda masyarakat petani di Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat.
Petani mengeluhkan kelangkaan pupuk, diantaranya pupuk SP, ZA, urea dan NPK (Nitrogen, Phosphor dan Kalium). Selain langka, harga pupuk juga naik drastis. Harga pupuk urea di tingkat petani mencapai Rp 300.000 sampai dengan Rp 320.000 per 100 kilogram atau 1 kwintal. ia menyatakan kuncinya dibutuhkan sinergi semua pihak.
“Problema di Indramayu memang demikian, banyak masalah-masalah sosial terutama di sektor pertanian dan infrastruktur jalan serta saluran irigasi yang belum maksimal,” katanya saat menyapa masyarakat Desa Kertamulya Blok Plawangan, Kecamatan Bongas, Kabupaten Indramayu, Senin (9/11/2020).
Kondisi sosial masyarakat petani saat ini, menjadi pekerjaan rumah Paslon Nina Lucky kedepan jika memimpin Indramayu dengan berbagai persoalan yang dihadapi. Kendati tidak sepenuhnya masalah tersebut menghilangkan keberhasilan pemerintahan daerah selama ini sebagai daerah pensuplai pangan terbesar nasional.
“Di 31 Kecamatan di Indramayu ini, yang sudah saya kunjungi, banyak keluhan masyarakat tentang jalan yang rusak, saluran irigasi rusak, termasuk masalah-masalah pertanian juga,” terangnya
Menurutnya, kebijakan penyaluran pupuk bersubsidi tidak hanya ditingkat pusat, tetapi juga berada di tingkat provinsi dan kabupaten yang harus bersama – sama dibenahi.
“Sebagai gambaran, pergeseran penyaluran kebutuhan pupuk ditingkat desa, wewenangnya ada di Kepala Dinas Kabupaten/Kota. Termasuk juga ditingkat kabupaten wewenangnya ada di Kepala Dinas Provinsi,” jelasnya
Dikatakannya, petani di Indramayu saat ini juga terdampak mengalami kelangkaan pupuk, sehingga kedepan program Nina Lucky akan menjamin ketersediaan pupuk, tepat jenis, tepat harga, tepat jumlah dan tepat waktu. Apalagi proses digitalisasi usulan pagu kebutuhan pupuk di Indramayu belum bekerja secara maksimal yang perlu nanti ditingkatkan penguatan SDMnya. Termasuk mendata ulang penerima manfaat asuransi tani yang tidak tepat sasaran.
“Harus ada sinergi yang baik antara pemerintah pusat dan daerah,” pungkasnya
Salah satu petani, Edi Suparman, di hadapan Calon Bupati Indramayu Nina Agustina saat mengungkapkan, bahwa kelangkaan pupuk sudah cukup lama terjadi, dan belum diketahui penyebabnya. Menurutnya, jika kelangkaan pupuk ini disebabkan oleh pandemi Covid-19 akan berdampak pada ancaman krisis pangan.
“Pupuk berpengaruh pada kesuburan tanah dan produksi pertanian, kalau barangnya (pupuk,red) tidak ada, ya gimana, panen juga tidak akan maksimal,” kata dia
Menurutnya, Kartu Tani saat ini juga tidak berlaku untuk pembelian pupuk bersubsidi karena pupuknya tidak tersedia di kios. Kartu tani hanya bisa mengecek kuota yang tidak berlaku untuk pembelian.