INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pasca Bupati Indramayu Hj. Anna Sophanah resmi mengundurkan diri dari jabatan bupati dalam Rapar Paripurna yang diselenggarakan belum lama ini, tiga partai politik pengusung pasangan Hj. Anna Sophanah – Supendi (ANDI) yakni Gerindra, PKS dan Demokrat, menjadi buruan pewarta. Momentum itu sengaja digulirkan untuk menunjukan bahwa tiga parpol pengusung tersebut sebagai pengendali siapa pengganti Wakil Bupati Indramayu berikutnya. Bahkan ketiga parpol pengusung klaim sudah mengantongi nama – nama pengganti, kendati proses pengunduran diri Anna Sophanah pun hingga kini masih berlangsung dan belum ada keputusan akhir dari Kemendagri.
“Pengunduran diri bupatinya juga kan masih proses, masih panjang, ‘’ ujar Ketua DPC Partai Gerindra Indramayu, H. Kasan Basari dihadapan wartawan belum lama ini.
Ia mengatakan, partainya pun akan mengadakan musyawarah mufakat dengan PKS dan Demokrat untuk penentuan posisi Wabup yang akan menggantikan H.Supendi.
“Sampai sekarang komunikasi dengan partai pengusung untuk menindaklanjuti hal ini belum dilakukan,” kata dia.
Namun sinyal mengerucut pada nama dirinya sudah sempat dibicarakan jauh sebelum kepastian Bupati Indramayu, Hj. Anna Sophanah menyatakan secara resmi mudur.
Ketua Fraksi PKS DPRD Indramayu Ruswa menyatakan, hingga kini PKS bersama Gerindra dan Demokrat belum membahas soal pengganti wabup. Akan tetapi, Ruswa mengakui, PKS sudah menyiapkan tiga nama dari internal PKS untuk diusulkan menjadi wabup. Namun, dia enggan menyebutkan nama ketiga calon tersebut.
“PKS kan tidak bisa sendiri. Rekomendasi pengganti wabup juga harus disepakati bersama dengan Gerindra dan Demokrat,” ujar Ruswa.
Ruswa menambahkan, nama yang nanti diusulkan oleh ketiga partai pengusung bisa berasal dari luar ketiga partai. Namun yang pasti, nama tersebut harus disepakati dan diusulkan oleh partai pengusung.
Senada, Anggota Fraksi Demokrat DPRD Indramayu Taufik Hadi Sutrisno menyatakan, partainya belum menentukan nama yang akan diusulkan untuk menjadi calon wabup.
“Dari kami juga akan menyiapkan calonnya. Tapi tentu nanti harus ada kesepakatan dengan partai pengusung lainnya,” kata dia.
Pengamat Politik dari PKSP (Pusat Kajian Sosial Politik) FISIP Unwir Indramayu, Iman Soleh mengungkapkan, kondisi yang harus dicermati saat ini justru kesiapan wakil bupati menggantikan bupati yang mengundurkan diri, untuk memimpin jalannya roda pemerintahan kabupaten Indramayu. Walaupun secara politik wakil bupati adalah satu paket dalam kontestasi Pilkada dan dalam keseharian mendampingi bupati dalam menjalankan roda pemerintahan, menggantikan posisi bupati harus memiliki kesiapan khusus karena berdampak pada dinamika politik lokal kabupaten Indramayu.
“Supendi adalah wakil bupati yang akan menggantikan Anna Sophanah sebagai bupati Indramayu. Kesiapan Supendi menjadi kunci utama keberhasilan memimpin roda pemerintahan kabupaten Indramayu,”tuturnya.
Masalah lain yang juga harus dicermati juga posisi wakil bupati Indramayu yang bakal kosong. Tampaknya, ini justru yang akan memunculkan dinamika politik yang tinggi karena menyangkut kesepakatan partai pengusung. Kesepakatan ini harus segera diambil oleh partai pengusung karena jika tidak segera bersepakat, akan memunculkan dinamika politik yang tinggi bahkan mengarah pada konflik kepentingan seperti halnya kasus Wakil Gubernur DKI Jakarta yang ditinggalkan Sandiaga Uno.
PKS, Gerindra, dan Demokrat sebagai partai pengusung serta Partai Golkar sebagai parpol pendukung koalisi, harus segera bersepakat dan tidak berlarut dalam tarik-menarik kepentingan politik, karena jelas ini akan berdampak pada terganggunya roda pemerintahan Kabupaten Indramayu baik secara administratif maupun politik, atau bahkan terganggunya pelayanan publik.
Permasalahan lain yang harus diperhatikan bersama, bahwa pemilu serentak 2019, hanya sekitar 160 hari lagi, sehingga dinamika politik nasional di khawatirkan akan berdampak pada dinamika politik lokal, jika seluruh dampak dari pengunduran diri Bupati Anna Sophanah tidak segera teratasi dan terselesaikan.
