banner 728x250

Semburan Gas Liar Sukaperna Bukan Lapindo

banner 120x600

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com).- Sedikitnya 195 semburan gas rawa bercampur air dan lumpur yang terjadi di Desa Pagedangan dan Desa Sukaperna, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu akan dilakukan penyedotan dan dikumpulkan untuk ditangani Pertamina EP. Untuk sementara semburan gas tersebur kini dialirkan dan dibuang ke sungai setempat, Hal itu menghindari sesuatu yang tak diinginkan. Direktur Umum Pertamina EP Nanang Abdul Manaf, mengungkapkan semburan gas di Desa Sukaperna tidak ada kaitannya dengan aktivitas pengeboran Pertamina di sekitar lokasi. Menyusul setelah pihaknya melakukan uji laboratorium terhadap semburan tersebut.

“Ada 195 titik ada yang gas keluar, ada yang bercampur dengan air. Untuk sample gas sudah kita ambil, komposisi gas metan. Gas tersebut tidak berbahaya karena komposisinya ringan dan hilang bersama oksigen, ” kata dia usai melakukan peninjauan ke lokasi bersama Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron, Senin (8/1/2018).Menurutnya, didalam semburan tersebut terdapat 15 % CO2 yang kandungannya juga tidak berbahaya.  Namun gas apabila bercampur dengan api, semuanya tekanan rendah apabila kita kurang disiplin maka bisa terjadi.

“Sebenarnya gas rawa itu sejak lama sudah muncul, namun beda gejala alam dan bencana alam. Dimama kejadian tesebut berhubungan langsung dengan manusia dan pemukiman,” terang dia. 

Meski demikian pihaknya sudah melakukan sosialisasi agar masyarakat menghindari gas alam tersebut. Bahkan pihaknya juga sudah menyalurkan gas-gas melalui pipa-pipa ke lokasi yang lebih aman. Termasuk melakukan kegiatan pengobatan gratis, membuat posko Pertamina.

“Jangan dianggap kejadian ini seperti Lapindo, kalau ini hanyalah gas rawa.  Untuk itu kami minta kerja sama semua pihak, ” pintanya. 

Sementara itu,  Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Herman Khaeron mengatakan, memang benar semburan tersebut tidak ada kaitannya dengan aktivitas pengeboran Pertamina. Namun demikian kata dia pasti menimbulkan dampak terhadap lingkungan dan masyarakat.

“Solusinya yang terpenting ada jalan keluar. Saya hadir disini untuk melihat langsung kondisi yang ada. Untuk itu, perlu ada penanganan segera karena warga sudah lama dibiarkan.”tuturnya.

Hero mengatakan, Pertamina, DPR, dan pihak terkait sudah sepakat akan memantau semburan gas di Tukdana. Dia pun meminta agar Pertamina membuka posko di lokasi semburan. Tujuannya agar masyarakat gampang mengadu jika terjadi sesuatu. 

Sementara itu, Kuwu Sukaperna, Hasanudin mengatakan, kejadian menyemburnya gas bercampur air dan lumpur sudah berlangsung semenjak tiga tahun terakhir. Selama itu pula warga sudah mengadukan kepada pemerintah. Namun saat dilakukan pengecekan hanya mengecek saja.

“Awalnya semburan hanya terjadi di 50 titik saja. Kini terus bertambah hingga jumlahnya sekitar 195 titik semburan di rumah warga.”tuturnya.

Kekesalan masyarakat terus terakumulasi. Untuk itu, belum lama ini masyarakat melakukan protes. karena merasa tidak aman, tenang, dan nyaman. Selain dampak semburan di rumah-rumah, masyarakat pun kebanyakan mengalami gangguan pernafasan. Bahkan sesak nafas, air semburan pun terasa gatal jika tersentuh oleh kulit. Berdasarkan pantauan di lokasi, semburan gas masih terjadi di banyak lokasi. Salah satunya terjadi di Rumah milik Suniti karena di belakang rumah nenek renta tersebut air bercampur gas dan lumpur masih menyembur cukup kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu