INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Wakil Bupati Indramayu, H. Supendi bersama jajaran dinas terkait, Muspika dan masyarakat petani di wilayah sentra kekeringan MT gadu 2018, menelusuri gelontoran air (Ngudik) yang dipasok dari Saluran Irigasi(SI) Cipelang menuju sasaran bendung Plasah BT 21 Desa Rancahan Kecamatan Gabuswetan, Kabupaten Indramayu, Rabu Malam(31/7/2018). Upaya itu dilakukan untuk menyelamatkan sedikitnya 6.528 hektar berpotensi puso dari tangan –tangan yang akan menghambat lajunya air dilokasi sasaran yakni lahan milik petani Kecamatan Losarang, Gabuswetan, Kandanghaur dan Bongas.
Informasi yang diperoleh dilapangan, kehadiran Ketua DPD partai Golkar Kabupaten Indramayu ini didampingi, Kepala Dinas Pertanian Indramayu, Kepala PUPR Indramayu, para Camat sekitar, para Danramil serta masyarakat petani sekitar. Rombongan berkumpul lokasi Pintu Air Rancahan , BT 21 menulusuri anak irigasi rentang menuju ke Pintu Sumur Watu BT 20 Desa Ludoyong, balik lagi ke sumur watu 21.di damping masyarakat Kecamatan Terisi, Cikedung, Gabuswetan dan Kandanghaur, kemudian jam 24.00 wib kembali melakukan peninjauan untuk pendistribusian air ke Kecamatan Bongas, Kandanghaur sampai Desa Salamdarma dan Bugis Kecamatan Anjatan hingga pukul 02.00 wib giat Wakil Bupati usai.
“Kami turun kelapangan, dalam rangka mengecek secara langsung, kondisi air di irigasi yang dibutuhkan warga,” tutur Supendi dalam obrolan bersama jajaran.
Saat menijau kondisi pintu air, Wabup sedikit mencurigai adanya gejala penyerobotan air di pintu Ludoyong, mengingat debit air yang seharusnya maksimal terlihat berkurang, apalagi kondisi pintu air tersier dalam keadaan terbuka, hingga sempat membuat Wabup berang dan memerintahkan jajaran untuk segera menertibkan.
“Pintu Air Sumur Watu 20 harus bener-bener di kawal, kalo sampai Kandanghaur air ini melambat dan tidak sampai, saya akan tindak tegas baik oknum pemerintahan atau warga sipil,”ancam Wabup.