JAKARTA, KOMPAS.com – Gudeg adalah salah satu kuliner khas Indonesia dengan sejarah dan khasanah gastronomi yang kaya. Kuliner khas Daerah Istimewa Yogyakarta ini menjadi favorit banyak orang, tak terkecuali salah satu calon Gubernur DKI Jakarta yaitu Anies Baswedan.
Dalam episode pertama Santai Sore yang diunggah ke Facebook Anies-Sandi, Anies bercerita bahwa gudeg adalah makanan kesukaannya sejak kecil dan menjadi menu sarapan sehari-harinya dulu.
Apa yang membuat makanan ini begitu istimewa, dan dari mana asal-usul gudeg sebenarnya?
“Gudeg lahir tak jauh setelah Perjanjian Giyanti berlangsung. Perjanjian Giyanti merupakan kesepakatan antara Kesultanan Mataram dengan Pangeran Mangkubumi,” tutur Murdijati Gardjito, seorang profesor sekaligus peneliti di Pusat Kajian Makanan Tradisional (PMKT), Pusat Studi Pangan dan Gizi UGM kepada KompasTravel, Senin (17/04/17).
Perjanjian Giyanti ini, lanjut Murdijati, berlangsung pada tahun 1755. Hasilnya adalah pembagian dua wilayah Mataram menjadi Kesultanan Surakarta dan Kesultanan Yogyakarta.
Setahun kemudian, tepatnya pada tahun 1756, para prajurit Keraton Yogyakarta diminta oleh Sultan Hamengkubuwono I untuk membongkar hutan belantara yang terletak di kawasan Kotagede.
“Hutan tersebut bernama Hutan Bering dan ternyata di sana banyak terdapat pohon nangka, pohon kelapa dan daun so (dari pohon melinjo). Kemudian para prajurit berusaha mengombinasikan ketiga bahan tersebut untuk dijadikan sebuah hidangan,“ kisah Murdijati.
Hutan Bering ini pula yang menjadi dasar atas penamaan Pasar Beringharjo di Yogyakarta.
“Karena jumlah prajurit yang mencapai ratusan, mereka memasak di kuali yang sangat besar yang terbuat dari logam. Pengaduknya juga besar, saking besarnya seperti dayung perahu,” lanjut penulis buku berjudul ‘Gudeg, Sejarah dan Riwayatnya’ itu.
Proses memasak gudeg tersebut mereka sebut hangudek atau mengaduk dalam bahasa Indonesia. Dari kata hangudek ini, maka terciptalah makanan yang kemudian disebut gudeg.
Dari ‘makanan tidak sengaja’ yang diciptakan para prajurit Keraton Yogyakarta tersebut, gudeg kini menjadi ikon sekaligus identitas Yogyakarta. Ketenaran gudeg dimulai dari keluarga para prajurit Keraton Yogyakarta dan menyebar ke masyarakat luas.
Sampai saat ini, rumah makan dengan menu utama gudeg tersebar luas di Yogyakarta bahkan seluruh Indonesia. Salah satu rumah makan yang terkenal adalah Gudeg Yu Djum, Gudeg Wijilan, dan berbagai warung lesehan gudeg di sepanjang Jalan Malioboro.