MESKI letaknya yang jauh dari hiruk pikuk kota tidak membuat Desa Sarwadadi Kecamatan Talun Kabupaten Cirebon berhenti berkarya. Desa ini dikenal sebagai sentra industri rumahan alat kebersihan.
Keterangan yang didapat Fokus Pantura ada lebih dari 30 % penduduk yang ada di desa ini bekerja sebagai perajin alat kebersihan. Mereka setiap hari memproduksi alat kebersihan seperti sapu, lap pel, monceng, keset dan beberapa alat kebersihan lainnya.
Dalam pengerjaannya memiliki tingkat kesulitan dan cara yang berbeda. Dan hasil yang didapat setiap harinya berbeda pula. Seperti sapu lantai contohnya. Dalam satu hari para perajin mampu memproduksi lebih dari 30 buah sapu. Semenmtara alat lap pel lantai bisa memproduksi lebih dari 40 buah per hari.
Prosesnya lumayan rumit. Perlu keahlian khusus untuk membuat alat kebersihan seperti sapu. Mulai dari membersihkan bahan hingga merakit sesuai model yang diinginkan. Bahan yang digunakan pun bervariasi. Ada yang dari serabut kelapa, rumput teki dan alat plastik fiber.
Toni (38) Salah satu perajin menuturkan, perlu belajar terlebih dahulu. Karena skill yang dibutuhkan perlu proses. Biasanya orang yang baru belajar akan sulit merakit satu buah sapu. Ada teknik khusus. Seperti memasang benang pengait didudukan sapu sehingga sapu akan kuat. Dan ada alat khusus seperti jarum bujer dalam bahasa setempat untuk memasang benang tersebut.
“Kelihatannya memang gampang. Tapi kalau orang yang baru belajar ya sulit juga. Ini kan untuk bikin satu buah sapu harus di bersihkan dan di susun dulu biar gampang. Kalau asal masang nanti sapu cepat rusak. Makannya harus benar -benar pas dengan dudukan sapu dan gagangnya,” jelas Toni.
Biasanya mereka akan menjual langsung atau memberikan kepada bandar atau pengumpul di desa setempat. Satu buah sapu dihargai antara tujuh ribu rupuah hingga sepuluh ribu rupiah. Tergantung dari tingkat kesulitan dan harga bahan.
Sudah lebih dari lima tahun terakhir usaha ini mendongkrak perekonomian masyarakat setempat. Selain itu beberapa desa tetangga juga ikut menjadi sentra pembuatan alat kebersihan. Sehingga lapangan pekerjaan terbuka lebar bagi warga. Tidak dibutuhkan pendidikan yang tinggi. Asalkan mau tekun belajar siapapun bisa mencoba.
Menurut pengumpul alat kebersihan H. Solihin (48) memang ada sebuah keuntungan yang besar. Masyarakat tidak lagi pusing untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Mereka sembari mengisi waktu luang sambil membuat sikat atau sapu. Biasanya mereka sehari bisa mendapatkan lima puluh ribu rupiah per orang. Dan itu sama dengan gaji karyawan di pabrik. Hanya bedanya mereka tidak perlu pendidikan tingkat dan berangkat ke tempat yang jauh, cukup dikerjakan di rumah saja.
“Setiap hari saya menampung semua alat kebersihan yang diproduksi warga sini. Dan saya langsung memasarkan semuanya ke beberapa wilayah seperti Cirebon, Majalengka, Indramayu dan Kuningan. Dan permintaan pasar sangat besar. Jadi masyarakat sini sangat terbantu,” jelasnya. (Ibrahim)