BALONGAN,(Fokuspantura.com),- Pemerintah Desa Rawadalem, Kecamatan Balongan, Kabupaten Indramayu mengadakan pesta adat Mapag Sri masa tanam 2017/2018, Minggu(25/3/2018).
Gelaran acara adat desa peninggalan leluhur itu diawali dengan ritual penyerahan tumpeng sebagai bentuk rasa syukur (sedekah) masyarakat petani Desa Rawadalem kepada tuhan Yang Maha Esa akan tibanya musim panen padi dalam pekan ini. Selanjutnya oleh tokoh adat, pemuka agama dan masyarakat petani menyampaikan doa bersama di Aula Kantor Desa, dengan tujuan agar panen padi yang sudah ditanam mendapatkan hasil yang maksimal dan peroleh keberkahan dari Allah SWT.
Kuwu Desa Rawadalem, Suryadi mengungkapkan pesta adat Mapag Sri merupakan tradisi masyarakat yang turun temurun dilestarikan hingga sekarang. Pada pelaksanaan tahun ini, adat Mapag Sri Desa Rawadalem merupakan yang pertama di Kecamatan Balongan.
Dikatakannya, pelaksanaan adat Mapag Sri merupakan program pemerintah desa yang tak bisa dihilangkan. Berkat dukungan dari tokoh adat, para ketua-ketua RT serta seluruh komponen masyarakat, kegiatan tersebut dapat terselenggara dengan baik.
“Setelah acara ritual doa bersama, dilanjutkan dengan pagelaran wayang kulit Karya Budaya Dalang Ki Anom Suwarno dari Cipaat, Kecamatan Bongas,”tuturnya.
Ia berharap, hikmah dari pelestarian budaya masyarakat desa berupa Mapag Sri dapat memberikan manfaat untuk kesejahteraan masyarakat yang mayoritas petani di Desa Rawadalem.
Hadir pada kegiatan tersebut, Camat Balongan, Udi Mashudi, Danramil Indramayu, Basori, Pengurus dan Anggota AKSI Kecamatan Balongan serta masyarakat Desa Rawadalem.
Seperti diketahui dalam rilis Wikipedia menyebutkan bahwa Mapag Sri merupakan salah satu adat/budaya masyarakat Indonesia khususnya jawa dan sunda yang dilaksanakan untuk menyambut datangnya panen raya sebagai wujud rasa syukur kepada tuhan Yang Maha Esa. Mapag Sri apabila ditilik dari bahasa jawa halus mengandung arti menjemput padi. Dalam bahasa Jawa halus, mapag berarti menjemput, sedangkan sri dimaksudkan sebagai padi. Maksud dari menjemput padi adalah panen.
Mapag Sri dilaksanakan dengan maksud sebagai ungkapan rasa syukur para petani kepada Tuhan Yang Maha Esa karena panen yang diharapkan telah tiba dengan hasil yang memuaskan.
Mapag Sri dilaksanakan menjelang musim panen. Meskipun panen ini berlangsung setiap tahun, Mapag Sri tidak selalu dilaksanakan setiap tahunnya. Ada beberapa faktor yang menyebabkan upacara ini tidak bisa selalu dilaksanakan seperti faktor keamanan, dan faktor buruknya hasil panen sehingga upacara ini tidak dapat dilaksanakan.
Sebelum melaksanakan upacara, kepala desa mengadakan musyawarah/rempugan dengan sesepuh desa atau pemuka masyarakat. Maksud rempugan tersebut untuk menentukan hari dan dana yang diperlukan untuk upacara. Usai musyawarah, para pamong desa melakukan pengecekan ke sawah-sawah. Bila benar padi telah menguning, segera mengadakan pungutan dana secara gotong-royong. Besarnya pungutan bergantung kemampuan masyarakat.
Kelau melihat dari urut-urutan upacara dalam lingkaran pertanian, upacara awal adalah upacara Sedekah Bumi, kemudian upacara Baritan, dan terakhir upacara Mapag Sri. Panitia untuk upacara Mapag Sri biasanya dibentuk pada saat pembubaran panitian upacara Baritan. Bisa juga panitian Upacara Baritan dikukuhkan kembali untuk menjadi panitian upacara Mapag Sri.
New layer…
Terkait