Fokus NewsFokus PanturaRU VI Balongan Hadirkan Mantan Napiter dan Napi Narkoba

RU VI Balongan Hadirkan Mantan Napiter dan Napi Narkoba

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- PT.Pertamina RU VI Balongan bekerja sama dengan Polres Indramayu menggelar giat Security Awareness dalam rangka menambah wawasan pemahaman tentang bahaya narkoba dan teroris bagi pekerja, keluarga dan mitra Pertamina RU VI Balongan, Selasa(3/4/2018) di Aula Bumi Patra Indramayu.
 
Hadir dalam kegiatan tersebut GM Pertamina RU VI Balongan, Joko Widi Wijayanto, Kasat Narkoba Polres Indramayu, AKP Ahmad Nasori, Kasat Intelkam Polres Indramayu , AKP Sudiro, Mantan simpatisan Teroris, Ustad Eko Ibrahim dan Mantan pengguna Narkoba, Suwandi.
 
GM Pertamina RU VI,  Joko Widi Wijayanto mengatakan dalam kehidupan saat ini seiring informasi teknologi yang canggih sudah tidak ada sekat dan pembeda dalam menerima kabar terkini, sehingga arus informasi dan arus budaya sangat mudah masuk dalam lingkungan, saat ini giat Security Awareness sangatlah penting untuk masyarakat Kabupaten Indramayu utamanya kepada Security Pertamina RU VI Balongan.
 
“Giat ini untuk mengantisipasi dan mengatasi yang sudah terjadi, untuk itu pada kesempatan hari ini kita akan membahas tentang Narkoba dan Teroris.”tuturnya.
 
Kasat Intelkam Polres Indramayu, AKP Sudiro dalam paparannya mengungkapkan tentang  penanggulangan Radikalisme yakni Tripologi kelompok Radikal,  Tujuan dan motif Radikalisme,  Sejarah ISIS. Waspada ISIS dan  ancam Ideologi bangsa, faham-faham ISIS, ciri – ciri dan simbol kelompok Islam Radikal, Teroris/ISIS serta contoh aksi bom di Indonesia yang bermanfaat untuk masyarakat.
 
Berkesempatan pada acara tersebut Mantan Narapidana Teroris, Eko Ibrahim Alias Boim sempat menyampaikan pengalaman dirinya saat masuk dalam jaringan teroris dan melakukan aksi pengeboman di Aceh, Polres Cirebon dan Solo.
 
“Saya disini hanya memberi contoh dan bukan untuk ditiru, saya berawal pekerja tahun 2000, saat ekonomi sedang kacau dimana bekerja butuh relasi dan kedekatan, serta berpindah-pindah tempat kerja. Saya mulai berlajar dari guru gaji saya tentang buku-buku Islam, buku-buku Jihad dimana dari situ kita akan mendapat keadilan, dari situ saya menggap mendapatkan kepuasan keadilan, sakit hati dan dendam.”tuturnya.
 
Boim menceritakan, jika Awal 2005 ia bertemu dengan teman yang sefaham dan  kebetulan anggota Polri dimana anggota Polri tersebut ada masalah dengan pimpinannya, selanjutnya ia bergabung dan pergi ke Palestina, dari situ Boim mulai terjadi kasus teror dan puncaknya terjadi pelatihan Militer di Aceh 2009.
 
Menurutnya, akibat kebijakan pemerintah yang tidak sejalan, maka dimulailah rencana aksi teror. Tahun 2011, tertembaknya Osama Bin Laden Pimpinan Alkaidah, situasi mulai tidak kondusif dan diketemukan suatu buku dimana isi buku tersebut dimana daerah aman tidak perlu dilakukan jihad.
 
“Sejak tahun 2012, saya ditangkap dan di vonis hukuman penjara di Nusa Kambangan, dari situ saya mulai sadar mengapa saya seperti ini, ternyata kesalahan dalam bimbingan.”paparnya.
 
Pada  tahun 2016, Boim bebas dan saat ini ia  membatu Mabes Polri dalam menangkal kegiatan- kegiatan Teroris di beberapa daerah.
 
Boim menyampaikan kiat – kiat  dalam menangkal kelompok teroris, diantaranya adalah keadilan harus diterapkan, care terhadap bawahan dimana adanya rewads and pusnishman, perusahaan harus jujur terhadap karyawan dan bukan untuk Islam saja bahkan semua agama juga meharuskan untuk jujur karena karma pasti berlaku.
 
Sementara itu, dalam paparan tentang Narkoba, Kasat Narkoba Polres Indramayu, AKP Ahmad Nasori mengungkapkan tentang harga Sabu di China hanya Rp 20 ribu pergram, sementara di Indonesia seharga 1,5 jt pergram. Mengupas pengertian Narkotika dengan tiga golongan, jenis dan efek penggunaan Narkotika, seperti Ganja, Shabu, Ekstasi, Heroin/Putauw, Kokain,  dan medianya.
 
” Kendala kami yaitu dalam proses penyidikan masyarakat tidak mau jadi saksi, sementara kami butuh saksi untuk proses persidangan.”tuturnya.
 
Ia memaparkan jenis narkotika Opium asal negara Afganistan, Pakistan, Iran, Candu  asal negara Thailand, Myanmar, Laos, Kokain dari Colombia, Peru, Bolivia, Ganja dari Aceh/Indonesia, Meksiko, Maroko, Shabu-shabu asal Ghuang Zhou dan Ekstasi dari Indonesia.
 
Menurutnya, Psikotopika terbagi menjadi 4 golongan dan Penggolongan obat. Kasat juga memaparkan jaringan Narkotika, Shabu, Heroin, dan Ekstasi yang beredar saat ini.
 
Sementara  Data Polres Indramayu tahun 2017, pengungkapan kasus Narkotika di wilayah hukumnya sudah terungkap 76 kasus, 82 tersangka (74 pria dan 8 wanita), dengan barang bukti ganja 93 gr, shabu 137 gr, happy rive 2 butir, rikrona 19 butir, alprazolam 45 butir, tramadol 5.979 butir, dextro 20.789 Butir.
 
“Mereka dijerat dengan ketentuan Pidana UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika.”tuturnya.
 
Lalu, bagaimana cara menanggulangi kecanduan masyarakat terhadap Narkotika, tentunya kerjasama dengan semua pihak sebagaimana ya un g dipaparkan.
 
Dalam kesempatan itu juga, mantan pengguna Narkoba,  Suwandi yang berdomislisi di Indramayu, memberikan pemaparan sebagai mantan Napi tahun 2007,  Ayah dua orang anak ini menuturkan awal mulanya lulus SMA pergaulan nyoba minum, rokok, Pil dan sampai pernah operdosis dan mau mati.
 
“Saya berasal dari keluarga mampu, dari obat ke ganja, putau, shabu, kemudian pindah ke Jakarta, saya kenal dunia malam hingga habis materi dan kembali ke Indramayu, namun saya masih menggunakan shabu, sampai saya beli shabu ke Jakarta.”tuturnya.
 
Ia tertangkap tahun 2007 di Indramayu dan bersyukur, saat didalam Lapas Indramayu seperti orang kesiksa, di Lapas itu serasa Nerakanya dunia, namun yg paling ngeri hukuman sosial, masyarakat menilai sangat mendukung keinginan kuat untuk berhenti dan sampai kembali.
 
“Contohnya gigi saya sudah ompong, dibadan gampang lelah, kena dingin AC ga kuat, pekerjaan ga ada yang mau nerima, sampai anak saya juga dikucilin,”selorohnya.
 
Suwandi menceritakan bagaimana sedihnya saat berada di Lapas pun belum apa – apa jika dibandingkan keberadaannya ditengah -tengah masyarakat yang dikucilkan.
 
“Saya kerja serabutan, harta saya sampai habis, dulu keluarga orang terpandang, tapi sekarang saya jadi miskin gara – gara Narkoba.”tuturnya.
 
Ia meminta kepada peserta kegiatan untuk melakukan pengawasan terhadap lingkungan dimana anak anak beradaptasi dan bergaul. Karena dari pergaulan dan interaksi itu kejahatan akan menggoda dan merusak norma kehidupan terutama bahaya Narkotika.
 
ads

Baca Juga
Related

Potensi Abrasi Pantai Plentong Meningkat

SUKRA, (Fokuspantura.com),- Memasuki musib barat (musim hujan) abrasi Pantai...

Akses Penghubung Patrol – Arjasari Putus

PATROL, (Fokuspantura.com),- Kondisi jembatan plawad yang berkedudukan di Desa...

Presiden PMI Ajak Warga Gantar Dukung Nina Lucky

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Ketua Persatuan Keluarga Buruh Migran Indonesia (PKBMI), Talan...

Target Pileg Demokrat Indramayu 6 Kursi

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Wakil Ketua Komisi II DPR RI, Herman Khaeron,...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu