INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Curah hujan yang masih tinggi hingga pertengahan Desember 2017 ini menjadi kendala utama pengerjaan proyek pelebaran Jalan Gatot Soebroto (Gatsoe) dijantung kota Indramayu. Walaupun demikian, pekerjaan tetap jalan terus saat turun hujan. Pemasangan kubus gorong-gorong, leveling, pemadatan terus dikerjakan ditengah hujan deras. Bahkan, kini pembangunan jalan Gatsoe sudah mulai pengecoran. Targetnya, pada akhir desember 2017 pekerjaan rampung dikerjakan.
Paket pekerjaan yang menghabiskan Rp 19 milyar lebih untuk Segmen I dan II pembangunan jalan Gatsoe dapat teratasi. Pihak kontraktorpun harus pandai-pandai dan bisa mengukur serta memanfaatkan waktu agar pekerjaan pelebaran jalan sepanjang kurang lebih 1,7 KM dapat rampung hingga akhir tahun ini. Pekerjaan Pengecoran beton dengan lebar 8 meter dan ketinggian antara 50-100 cm ini jika rampung dikerjakan akan mengatasi langganan banjir yang biasa terjadi dijalan Gatsoe saat musim penghujan tiba. Selain itu, pembangunan jalan ini juga dilengkapi dengan fasilitas jogging trek sepanjang 1,7 KM yang berdada di samping kiri dan kanan badan jalan.
Berdasarkan pantauan,Fokuspantura.com, Senin, (18/12) pembangunan jalan Gatsoe mulai di cor beton di depan kantor Kodim Indramayu sepanjang 500 meteran. Selanjutnya, para pekerja juga menyiapkan bekisting untuk dipersiapkan pengecoran kembali pada ruas jalan Gatsoe tepatna di depan kantor Polres Indramayu sepanjang 1 kilometeran. Sementara itu, sejumlah alat berat tampak meratakan sirtu (pasir batu) di sejumlah titik di Jalan Gatsoe. Alat berat lainnya tampak memadatkan timbunan sirtu yang sudah diratakan itu guna persiapan pengecoran. Ada juga sejumlah alat berat beko yang mengerjakan pemasangan kubus dan pengerukan tanah untuk dipasang beton untuk saluran air dan pelebaran jalan.
Pelaksana Pekerjaan, Hendri T ditemui dilokasi, Senin (16/12) mengatakan, walaupun pekerjaan sering terkendala hujan, pihaknya optimis pekerjaan dapat diselesaikan hingga akhir tahun ini. Untuk mensiasati cuaca ini, pihaknya harus pandai mengukur waktu dan melihat cuaca, apa yang tepat dikerjakan. Bahkan, pihak kontraktor, (dirinya) setiap hari yang memantau langsung pekerjaan pelebaran jalan dan memimpin pekerjaan tampak basah kuyup kehujanan.
Ditegaskan, target pekerjaan sudah kita rencanakan sesuai jadwal, termasuk waktu pengecoran jalan. Dirinya optimis sesuai target waktu, dan akhir Desember ini semua pengecoran sudah rampung diselesaikan. Kalaupun ada kendala, paling kerjaan kecil-kecilan saat habis masa kontrak pada tanggal 20 Desember nanti.
“Paling lambat tanggal 10 Januari, pekerjaan jalan sudah rampung 100 persen. Mau tidak mau kita harus terima konsekwensinya termasuk denda keterlambatan,”ujarnya.
Menurutnya, keterlambatan itu bukan hanya karena faktor alam, yang paling fatal akibat adanya pemasangan pipa PDAM disisi kiri kanan jalan yang harus dipindahkan sebelum jalan dibeton.
Sekertaris Komite Advokasi Hukum Nasional Indonesia (KANNI) Kabupaten Indramayu, Asep Sai kepada wartawan membenarkan jika curah hujan masih tinggi akan menjadi kendala pihak kontraktor pelaksana dalam mengerjakan pelebaran Jalan Gatsoe. Walau demikian, dari hasil pantauannya dilapangan, dengan kondisi pekerja yang ada dan pendukung lainnya termasuk adanya alat berat hingga 4 alat berat yang disiagakan diyakini bahwa pekerjaan akan rampung pada akhir Desember.
“Melihat kualitas dan kemampuan kontraktornya, saya yakin pekerjaan bisa selesai pada akhir tahun ini. Buktinya sekarang saja sudah mulai ada pengecoran beton. Memang kendala utamanya sekarang curah hujan masih tinggi dan mungkin pengecorannya akan terganggu, kita lihat saja, semoga sesuai target,”katanya.
Asep pun mengaku prihatin dengan banyaknya proyek bermasalah karena tidak selesai dikerjakan saat masa kontrak habis. Menurutnya, jika itu terjadi jangan hanya melulu disalahkan kepihak kontraktor dengan adanya pekerjaan APBD yang sudah habis masa kontrak, tapi pekerjaan belum selesai. Mereka mengklaim ini adalah kesalahan kolektif yang dilakukan pihak panitia lelang, pejabat dinas dan konsultan. Sebab, banyak pekerjaan dipaksakan lelang padahal waktu dan cuacanya sudah jelas-jelas tidak mendukung.
“Khusus yang proyek jalan Gatsoe, kalau dalam bahasa hukum ini harus ada lex sepecialis karena Force Majeure akibat bencana alam dan cuaca ekstrem yakni hujan,”tegasnya.
Ditambahkan Asep, mestinya pihak panitia lelang dan pejabat dinas jangan memaksakan kehendak agar dana ini bisa terserap. Sebelum ditenderkan harus dianalisa dulu, mengkaji cuaca dan mengukur waktu masa kontrak proyek habis.
“Jadi, bukan mementingkan anggaran proyek tetap terserap, ini perlu dijadikan bahan pertimbangan dan diluruskan,”jelas Asep.
Terkait