KRANGKENG,(Fokuspantura.com),– Di kantor Kepala Desa (Kuwu) Singakerta di Kecamatan Krangkeng, Kabupaten Indramayu, Jumat (9/6/2017), tampak sejumlah pekerja sedang memperbaiki kondisi bangunan. Pantauan Fopan, ada dua bagian bangunan pada hari itu yang diperbaiki. Pertama bagian atap, dari mulai genteng sampai platfon direhabiliitasi. Kedua, tembok dan kusen-kusen dari kayu.
Sudah lama memang bangunan kantor Kuwu atau Balai Desa Singakerta mengalami kerusakan di beberapa bagian. Warga menilai kondisinya sudah tidak layak untuk tempat bekerja. Terlebih sebagai pusat pemerintahan desa dengan segala pelayanannya kepada masyarakat. Seperti dikemukakan seorang warga Desa Singakerta, Edo, kepada Fopan. Oleh karena itu dengan adanya perbaikan yang sekarang ini tengah dikerjakan disambut baik oleh Edo.
Informasi yang diterima Fopan, rehabilitasi Balai Desa Singakerta bersumber dari anggaran Bantuan Propinsi (Banprop) 2017 sebesar Rp150 juta. Belum ada penjelasan dari pihak Pemerintah Desa Singakerta mengenai rincian anggaran biaya rehab gedung kantor kuwu beserta perangkatnya dan lembaga-lembaga desa tersebut.
Edo, warga dari Blok Pesantren itu pun tak mengetahuinya. Menjawab pertanyaan Fopan, ia mengaku buta soal anggaran desa. “Dari mana sumbernya dan diperuntukan apa, termasuk anggaran rehab balai desa, saya tidak tahu.”, ujarnya. Kendati demikian Edo berharap perbaikan kantor desa itu segera rampung dengan baik. Kelak apabila sudah selesai direhab, ia berharap, kuwu dan perangkat desanya bisa lebih meningkatkan kembali kinerja mereka dalam melayani masyarakat.
Hal senada juga diungkapkan Ariyati. Balai desa yang baik akan membuat masyarakatnya menjadi betah dan tak segan meminta bantuan kepada kuwu maupun perangkat desa lainnya.
“Kalau balai desanya bagus kan, terlihatnya enak. Masyarakat juga betah kalau lagi ngurus sesuatu di balai desa.”, ucapnya.
Dari keterangan kedua warga itu, sebelumnya, sebagian tembok belakang bangunan Balai Desa Singakerta jebol. Atapnya juga rapuh akibat dimakan usia. Tiap turun hujan, balai desa ini kebocoran. (Abdul Jaelani).