INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Indramayu, Takmid Sarbini mengaku ancaman kekeringan dan berhir puso bagi ribuan hektare tanaman padi di sejumlah daerah di Kabupaten Indramayu hingga kini masih terus berlangsung. Upaya penggelontoran air pun terus dilakukan untuk menyelamatkan tanaman tersebut dari ancaman puso (gagal panen).
“Kini ancaman puso tanaman padi tersebar di Desa Pranti, Curug, Wirakanan dan Ilir, Kecamatan Kandanghaur, dengan total luas lahan lebih dari 2.000 hektare. Lahan tersebut sumber pengairannya berasal dari PJT II Jatiluhur,” ungkapnya saat ditemui di Pendopo Indramayu, Rabu,(15/8/2018).
Ancaman kekeringan, tak hanya di daerah tersebut, tanaman padi yang kritis juga tersebar di daerah lainnya di Kecamatan Kandanghaur dan Gabuswetan, seluas kurang lebih 400 hektare. Lahan tersebut sumber pengairannya berasal dari Bendung Rentang.
‘’Penggelontoran (air) masih jalan. Kita sedang genjot daerah-daerah yang kritis,’’ tuturnya ringan.
Ia menyebutkan, berdasarkan data per 31 Juli 2018, luas lahan yang puso di Kabupaten Indramayu mencapai 624 hektare. Meski demikian, pendataan masih terus berjalan.
Disoal terkait sulitnya pencairan klaim asuransi pertanian yang dikeluhkan oleh petani, Takmid mengatakan, hal itu hanya kesalahpahaman saja. Menurutnya, kondisi tersebut terjadi karena persyaratan asuransi yang belum masuk. Tapi sekarang sudah terselesaikan.
Ia mengakui, peminat asuransi pertanian di Indramayu masih minim. Padahal, program itu telah berjalan sejak 2015 silam. Sosialisasi pun terus dilakukan kepada petani melalui Poktan.
‘’Tapi petaninya, saat suruh daftar, mereka mengabaikan. Saat sudah lewat, baru ingin daftar,’’ terang Takmid.
Camat Gabuswetan, Iskak Iskandar membenarkan jika pasokan air dari daluran irigasi suplai PJT II saat ini mengalami hambatan akibat adanya pelaksanaan pembangunan rehabitiasi irigasi. Kondisi tersebut sangat berpengaruh pada diatribusi pasokan untuk sebagian wilayah lahan di Kecamatan Gabuswetan dan Kandanghaur.
Ia berharap, pemerintah dalam beberapa minggu ini dapat memberikan jaminan pasokan air secara maksimal, kendati dibeberapa wilayah sudah mengalami masa panen.
“Kondisi tahun ini jadi catatan untuk musim tanam berikutnya,” tutur Iskandar.
Senada, Camat Kandanghaur Iim Nurahim mengungkapkan hal yang sama jika kondisi lahan pertanian diwilayah lahan sumber pengairan dari PJT II terkendala pasokan air secara normal. Sebagai daerah yang jauh dari dua sumber mata air Rentang dan Citarum, pihaknya tak dapat berbuat banyak, kendati upaya kordinasi dengan beberapa pihak jauh hari sudah dilakukan.
Ia juga meminta kepada seluruh petani di wilayah Kecamatan Kandanghaur agar serempak dalam menghadapi Musim Tanam (MT) tahun berikutnya, agar memperhatikan situasi dan cuaca yang bakal menghambat pendukung sukses tanaman padi yakni ketersediaan air.
“Jika dimungkinkan pada bulan Nopember atau Desember MT Rendeng sudah hatus dimulai, agar bulan April bisa mulai MT Gadu dan keteraediaan air bisa mencukupi,”tuturnya.