INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- PT. Polytama Propindo bekerjasama dengan Laboratorium Teknologi Polimer Membrane ITB (LTPM-ITB) dan Pemkab Indramayu melakukan trobosan pemanfatan limbah sampah plastik melalui luncuran program MASARO (Manajemen Sampah Zero). Program tersebut resmi dilaunching di Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kamis (25/01/2018).
Presiden Direktur PT. Polytama Propindo, Didik Susilo mengatakan, program yang dikembangkan oleh LTPM-ITB dirancang untuk mengatasi permasalahan penanggulangan sampah masyarakat, termasuk sampah plastik yang implementasinya tidak hanya berupa kegiatan yang memberikan dampak sesaat bagi masyarakat, namun merupakan sebuah solusi jangka panjang yang memberikan manfaat terhadap kesejahteraan masyarakat desa, terutama ring satu dari lokasi Plant PT Polytama Propindo yakni Desa Tinumpuk, Kecamatan Juntinyuat, Kabupaten Indramayu.
Menurutnya, Program MASARO mendapatkan dukungan penuh dari Pemkab Indramayu dan kepala desa setempat, serta dukungan dari Kementrian Keuangan, Kementrian Perindustrian, dan Kemenko Kemaritiman RI.
“Diharapkan dengan Polytama sebagai pionir implemetasi program MASARO ini, dapat memperoleh dukungan secara nasional dari pemerintah daerah dan pusat untuk dapat dikembangkan di tingkat yang lebih luas dengan menggandeng perusahaan-perusahaan lain yang memiliki kepedulian yang sama” tegas Didik.
Sementara itu Kepala LTPM ITB, Ahmad Zainal Abidin menjelaskan, implementasi dari program tersebut yakni melalui pengelolaan sampah berdasarkan jenis-jenisnya, khususnya sampah plastik dan juga sampah organik yang berasal di Desa Tinumpuk itu sendiri. Dimulai dengan memberikan edukasi dan sosialisasi secara intensif pada masyarakat desa melalui komunitas CBO Ikatan Mantan Buruh Imigran Tinumpuk (IBU-TIN), sekolah-sekolah dan madrasah di Desa Tinumpuk, serta mengadakan berbagai macam kegiatan perlombaan antar sekolah yang bertemakan pengelolaan sampah dengan melibatkan siswa sekolah yang bertujuan untuk dapat mengenalkan dan mengelola manajemen sampah secara dini.
“Dengan demikian, tujuan pengolahan sampah khususnya sampah plastik dapat dikelola dengan baik, serta tidak ada lagi atau zero pembuangan sampah masyarakat desa ke TPS atau TPA,” katanya.
Hal terpenting lainnya yaitu sampah tersebuat dapat diolah dan dijadikan produk yang memiliki manfaat dan nilai ekonomis yang tinggi, seperti pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak pengganti minyak tanah dan penguat aspal jalan, serta pengelolaan sampah membusuk yang diolah menjadi pupuk cair yang dapat dimanfaatkan masyarakat.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Indramayu, Aep Surahman mengatakan, Pemkab Indramayu sangat mendukung kegiatan ini. Program MASARO diyakini akan mengurangi jumlah sampah yang adadi masyarakat Indramayu. Untuk itu dukungan yang diberikan Pemkab Indramayu mencoba untuk menduplikasi program ini ke berbagai desa dan akan dibuatkan regulasi mulai dari perdes hingga perbup.
“Jika masyarakat dapat memilah sampah maka volume angkutan sampah ke TPS dan TPA bisa berkurang, pemilahan sampah di masyarakat bisa berdampak pada peingkatan kesehatan dan juga memiliki nilai ekonomis,” tegas Aep.
Sementara itu General Manager Corporate Secretary PT Polytama Propindo, Dwinanto Kurniawan menjelaskan, Polytama merupakan salah satu perusahaan penghasil resin polipropilena terbesar di Indonesia yang berdiri sejak tahun 1993. Dengan memiliki brand Masplene, PT Polytama Propindo memainkan peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi Indonesia yang terus berkembang dengan memanfaatkan kekayaan negara termasuk hasil pengolahan sekunder minyak dan gas bumi, melalui industry manufaktur.
Sampai dengan tahun ini, PT Polytama telah meraih berbagai penghargaan, seperti salah satunya “Penghargaan Kecelakaan Nihil”, “wajib pajak badan yang mempunyai kontribusi PPh Pasal 21 terbesar atas penerimaan pajak KPP Pratama Indramayu”, dan berbagai sertifikat seperti sertifikat ISO 9001, ISO 14001, ISO 22000 dan ISO 1800.