INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Rencana revitalisasi tanggul Waduk Cipancuh, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu, disinyalir mengancam produksi pertanian masyarakat yang berada di kawasan Daerah Irigasi (DI) Cipancuh termasuk areal desa penyangga waduk. Pasalnya lahan seluas 6.300 hektar yang berada di Kecamatan Haurgeulis dan sebagian di Kecamatan Gantar, dipaksa untuk penangguhan Musim Tanam (MT) ll tahun 2022 dan juga MT l tahun 2022/2023.
Rencana tersebut disampaikan pada pelaksanaan Sosialisasi Penangguhan Aktifitas MT. ll 2022 dan MT. l 2022/2023, DI. Cipancuh sehubungan dengan Rehabilitasi Bendung Cipancuh Tahap ll (RBC ll), oleh Kontraktor Pelaksana PT. Brantas Abipraya dan Konsultan Pengawas PT. Jasapatria Gautama, yang dihadiri langsung PPK OPSD III BBWS Citarum, GM. Wilayah lll Perum Jasa Tirta ll , Dinas Pertanian Kabupaten Indrmayu, Muspika Haurgeulis, dan petani pengguna air DI.Cipancuh yang tergabung dalam Forum Komunitas Waduk Cipancuh (FKW), di aula Kantor Desa Haurgeulis, Kamis (24/2/2022).
Sontak penyampaian terkait penangguhan MT ditolak warga pengguna lahan di lingkungan DI.Cipancuh, yang mayoritas adalah petani penggarap, mengingat pertanian adalah satu-satu penyangga ekonomi keluarga, sehingga jika tidak diperkenankan untuk aktifitas menggarap lahan dalam dua musim yakni MT.ll 2022 maupun MT.l 2022/2023, maka dipastikan akan mengancam kelangsungan hidup keluarga.
Warga mendesak pihak pelaksana pekerjaan dan BBWS Citarum guna melakukan kaji ulang terhadap penangguhan aktifitas tanam, kendati begitu mereka (warga-red) tidak menolak adanya rehabilitasi tanggul Waduk Cipancuh, artinya perlu dicarikan solusi agar tidak merugikan salah satu pihak baik petani ataupun perusahaan kontraktor selaku pelaksana pekerjaan.
“Kami tidak menolak rehabilitasi tanggul Waduk Cipancuh akan tetapi kami keberatan jika harus dilakukan penangguhan MT. ll tahun ini dan MT.l 2022/2023,” ujar Ketua FKW, Warsono yang akrab disapa Ucok.
Ucok menegaskan, masyarakat yang beraktifitas di wilayah DI.Cipancuh mayoritas adalah petani penggarap yang menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian dan juga MT.ll adalah upaya pemulihan modal serta peluang keuntungan dari lahan yang disewa penggarap, sementara tidak jarang diantaranya melakukan pinjaman untuk modal bertani pada lahan tersebut.
“Jika MT. ll tahun ini ditangguhkan maka secara tidak langsung akan memutus kehidupan petani, begitupun MT.I pada musim berikutnya tidak sepatutnya ditangguhkan hanya untuk kepentingan proyek,” tandasnya.
PPK OPSD III BBWS Citarum, Yovi Maulana Yusuf, mengatakan, waktu pelaksanaan pekerjaan rehabilitasi bendungan Cipancuh selama 15 bulan dan ditargetkan sampai dengan bulan Januari 2023, namun karena aktifitas musim tanam 1 (MT.l) 2022 sudah berjalan, maka ada penangguhan pekerjaan dan pada pertemun kali ini sudah dilakukan pembahasan yang hasilnya dituangkan dalam berita acara.
“Karena MT.l 2022 sudah berjalan maka pekerjaan ditangguhkan guna menyelamatkan MT.l tersebut, adapun notulensi pada kegiatan sosialisasi ini tertuang dalam berita acara yang disepakati bersama,” terangny.
Ditempat yang sama GM. Wilayah lll PJT ll, Fembri Setyawan, menambahkan, tadi sudah dijelaskan semua kepada masyarakat selaku pemanfaat air bendung Cipancuh, bisa disimpulkan untuk sosialisasi kali ini bahwa untuk MT.ll 2022 masih bisa melaksanakan aktifits dengan catatan hanya 1.000 hekter yang dijamin ketersediaan airnya sesuai SK Bupati Indramayu, adapun pelaksanaan pekerjaan dari pihak PT. Brantas akan dilakukan pada periode ke dua bulan Mei atau dalam artian mulai tanggal 16 Mei 2022 akan dilakukan pengeringan Waduk Cipancuh, kemudian untuk MT.l 2022/2023 untuk aktifitas pertanian akan memaksimalkan pemanfaatan air hujan.
“Kami dari PJT ll selaku pengelolah Waruk Cipancuh, menyampaikan terima kasih atas partisipasi seluruh masyarakat khusunya wilayah Kecamatan Haurgeulis, terkait kegiatan rehabilitasi bendungan Cipancuh Tahap ll ini,” ungkapnya.