PROFESIONALISME jika merujuk pada landasan teologis dalam Islam, 14 abad yang lalu Nabi pernah mengatakan; “Idza wusida al-amru ilaa ghairi ahlihi fa al-antadhiri al-saa’ah” (apabila satu urusan diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah kehancurannya).
Dari landasan teologis di atas, pfesionalisme memiliki implikasi dua hal; Pertama, Pekerjaan itu harus dilakukan karena Allah–bukan kapital an sic yang menjadi tujuan utama–maka profesionalisme itu selalu bermuatan transenden; Kedua, Harus dikerjakan oleh ahlinya atau kompeten di bidangnya. Artinya pekerjaan tidak akan selesai hanya karena Allah–bukan karena ingin dipuji–tetapi juga harus dikerjakan oleh oarng yang kompeten di bidangnya. jika pekerjaan ingin sesuai harapan dan bermutu serta memberikan kepuasan kepada ‘pelanggan’.
Profesionalisme Pegawai di Indramayu; Kebijakan Pimpinan Like or Dislike?
Situasi ketika pejabat dengan latar belakang keahlian yang tidak sesuai ditempatkan di posisi yang tidak relevan, seperti tenaga medis yang menjadi Polisi Pamong Praja atau di BPBD, pegawai pendidikan yang ditempatkan di dinas kesehatan, atau pegawai dengan latar belakang pendidikan di Kantor Kecamatan mencerminkan kurangnya profesionalisme dan pemahaman tentang pentingnya penempatan yang tepat. Beberapa dampak dari kondisi ini di Indramayu adalah;
Pertama, kurangnya Efektivitas Kerja. Pejabat yang tidak memiliki latar belakang atau keahlian yang sesuai mungkin mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Hal ini dapat mengurangi efektivitas kerja dan menghambat pencapaian tujuan organisasi.
Kedua, Penurunan Kualitas Layanan. Dalam kasus tenaga medis yang ditempatkan di posisi non-medis, kualitas layanan kesehatan kepada masyarakat bisa terpengaruh. Mereka mungkin tidak memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mengatasi masalah kesehatan dengan baik.
Ketiga, Kebingungan Peran. Penempatan yang tidak sesuai dapat menyebabkan kebingungan peran di dalam organisasi. Pegawai mungkin tidak memahami tugas dan tanggung jawab mereka dengan jelas, yang dapat mengakibatkan konflik dan ketidakpuasan di dalam tim.
Keempat, Motivasi dan Moral yang Rendah. Pejabat yang merasa tidak sesuai dengan posisinya cenderung kehilangan motivasi dan merasa frustrasi. Hal ini bisa mempengaruhi moral tim secara keseluruhan, mengurangi produktivitas, dan menciptakan lingkungan kerja yang negatif.
Kelima, Pembangunan Kapasitas yang Terhambat. Penempatan pejabat di luar bidang keahlian mereka dapat menghambat pembangunan kapasitas dan pengembangan karier. Pejabat tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dalam bidang yang mereka kuasai, sehingga mengurangi potensi mereka untuk berkontribusi secara maksimal.
Keenam, Risiko Pengambilan Keputusan yang Buruk. Pejabat yang tidak memiliki latar belakang yang relevan mungkin membuat keputusan yang tidak tepat karena kurangnya pemahaman yang mendalam tentang isu-isu yang dihadapi. Ini dapat berdampak negatif pada kebijakan dan program yang dijalankan.
Untuk meningkatkan profesionalisme pejabat di Indramayu, penting untuk menerapkan sistem rekrutmen dan penempatan yang transparan, berbasis kompetensi, dan memberikan pelatihan berkelanjutan. Selain itu, perlu ada evaluasi kinerja yang objektif untuk memastikan pejabat dapat menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan bidang keahlian mereka. Dialog dan partisipasi masyarakat dalam proses ini juga dapat membantu meningkatkan akuntabilitas dan transparansi dalam pemerintahan.
Maka penting menempatkan pegawai the right man on the right job, sebagai upaya memberikan kepuasan pelayanan publik, pegawai merasa nyaman dalam menjalankan tugasnya dan tentu mereka memiliki kemauan untuk berkembang dan maju pada profesinya.
Fungsi pimpinan dalam menempatkan pegawai agar profesional dan bertumbuh dalam jabatannya sangat penting, terutama di daerah seperti Indramayu. Berikut adalah beberapa fungsi utama pimpinan dalam konteks ini:
Peran Pimpinan; Profesionalisme Pegawai dan Bertumbuh dalam Jabatannya
Fungsi pimpinan dalam menempatkan pegawai agar profesional dan bertumbuh dalam jabatannya sangat penting, terutama di daerah seperti Indramayu.
Ada beberapa fungsi utama pimpinan yang bisa diperankan dalam konteks ini:
Pertama, Identifikasi Potensi dan Keterampilan. Pimpinan perlu mengenali potensi dan keterampilan masing-masing pegawai. Dengan melakukan penilaian kinerja dan keterampilan, pimpinan dapat menempatkan pegawai pada posisi yang sesuai dengan kemampuan mereka.
Kedua, Pengembangan Karir. Pimpinan harus menyediakan jalur pengembangan karir yang jelas. Ini bisa berupa pelatihan, mentoring, atau program pengembangan profesional yang membantu pegawai meningkatkan keterampilan dan kompetensi mereka.
Ketiga, Pemberian Tugas yang Menantang. Menempatkan pegawai pada tugas yang menantang dan sesuai dengan minat mereka dapat mendorong pertumbuhan profesional. Pimpinan harus memastikan bahwa pegawai memiliki kesempatan untuk mengambil inisiatif dan berkontribusi secara signifikan.
Keempat, Dukungan dan Umpan Balik. Memberikan dukungan yang konsisten dan umpan balik konstruktif sangat penting. Pimpinan harus terbuka terhadap komunikasi dan memberikan arahan yang jelas untuk membantu pegawai memahami area yang perlu diperbaiki.
Kelima, Menciptakan Lingkungan Kerja yang Positif. Lingkungan kerja yang mendukung dan kolaboratif dapat meningkatkan motivasi pegawai. Pimpinan perlu menciptakan budaya kerja yang inklusif dan menghargai kontribusi setiap individu.
Keenam, Pengawasan dan Evaluasi. Secara berkala, pimpinan harus melakukan evaluasi kinerja untuk memastikan bahwa pegawai tetap pada jalur yang benar dalam pengembangan karir mereka. Ini juga membantu dalam menyesuaikan penempatan pegawai jika diperlukan.
Ketujuh, Inovasi dan Kreativitas. Mendorong pegawai untuk berinovasi dan berpikir kreatif dalam menyelesaikan tugas juga merupakan cara untuk memastikan pertumbuhan profesional. Pimpinan dapat menyediakan ruang bagi pegawai untuk mengemukakan ide-ide baru.
Dengan menjalankan fungsi-fungsi tersebut, pimpinan dapat membantu pegawai di Indramayu untuk berkembang secara profesional dan mencapai potensi maksimal dalam jabatan mereka.
Ini pekerjaan rumah calon pemimpin Indramayu ke depan, supaya Indramayu tidak tertinggal dibandingkan dengan daerah-daerah lain di Provinsi Jawa-Barat. Dinas-dinas yang berkelindan dengan peningkatan IPM harus diserahkan kepada orang yang kompeten di bidangnya dan bukan penempatannya atas dasar like or dislike.
*)Penulis adalah dosen Pascasrjana UIN Siber Syekh Nurjati Cirebon dan tinggal di Kandanghaur Indramayu