INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),– Situasi areal PLTU Indramayu, Kamis (9/12/2021) sekitar pukul 09.00 WIB, mendadak kacau, semua karyawan berhamburan ke halaman depan gedung administrasi. Padahal sebelumnya seperti biasa aktivitas karyawan PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) UBJOM PLTU Indramayu, berjalan normal. Sementara, ketika petugas operator CCR tengah melakukan aktivitas produksi, begitupun operator lokal melakukan tugas inspeksi rutin, termasuk karyawan lainnya tersebar di area PLTU Indramayu sesuai posisi kerja masing-masing.
Kekacauan tersebut terjadi setelah adanya guncangan hebat akibat gempa 7 SR dengan epicentrum daerah Jawa Barat. Spontan alarm berbunyi dan terjadi gangguan pada jaringan yang menyebabkan unit shutdown dengan katagori jaringan Black Out, sehingga menimbulkan kepanikan karyawan dan mencoba mencari perlindungan diri.
Atas kondisi tersebut PLTU Indramayu terjadi darurat gempa dan kebakaran yang merusak peralatan yang ada serta satu unit armada pengangkut limbah B3 tergelincir ke selokan sehingga limbah tercecer, ditambah lagi adanya gangguan jaringan IT yang memperburuk keadaan dimana putusnya komunikasi dengan korporate termasuk gangguan aplikasi penting.
Menyikapi kondisi tersebut tim TPPKD PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu, segera melakukam evakuasi terhadap karyawan yang selamat menuju titik aman, sedangkan tiga karyawan yang mengalami luka dua orang dilakukan penanganan medis di klinik setempat dan satu orang yanh mengalami luka bakar cukup serius dibawa unit pelayanan kesehatan terdekat yakni RSUD Pantura.
GM. PT. PJB UBJOM PLTU Indramayu, Ubaedi Susanto, melalui Manajer Administrasi dan Keuangan, Bayu Ian Susanto, mengatakan, peristiwa tersebut merupakan rangkaian kegiatan Simulasi BCP (Busines Continuity Planing) Tanggap Darurat, dengan sekenario terjadinya gempa yang mengakibatkan kebakaran korban luka dan penangannya, adapun simulasi ini diselenggarakan setiap tahun guna melatih para karyawan agar selalu siap siaga dalam menghadapi peristiwa serupa, seperti bagaimana mengatasi kebakaran dan menyelamatkan diri serta menangani korban luka, termasuk mengatasi kerusakan, sesuai dengan skenario yang dibuat.
“Kegiatan ini kami lakukan setiap tahun sesuai prosedur yang dilakukan, guna memastikan bahwa kami selalu siap sedia dalam menghadapi segala kemungkinan yang bisa saja terjadi,” ujarnya.
Bayu juga mengatakan, kegiatan ini melibatkan seluruh karyawan baik yang ada di bagian administrasi maupun main unit, selain itu pula pihaknya melibatkan pula pihak keamanan dan juga rumah sakit terdekat, guna membangun rantai komunikasi sekaligus memastikan bahwa komunikasi dengan pihak tersebut sudah terjalin.
“Selain karyawan kami libatkan pihak keamanan seperti TNI dan Polri serta pihak Rumah Sakit terdekat, agar dapat dipastikan bahwa sudah terbangun komunikasi,” terangnya.
Terkait