INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- , SDN 3 Bulak Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu melepas 57 pelajar. Momentum pelepasan siswa Tahun Pelajaran 2023/2024 yang dikemas dengan acara pawidya tersebut, berbarengan dengan jumpa pisah Plt.Kepsek SDN 3 Bulak, Cariman, dengan Plt. Kepsek SDN 3 Bulak yang baru yakni Sri Rusmianawati, bertempat di halaman sekolah setempat, Rabu, 26 Juni 2024.
Berbeda dengan agenda pawidya tahun-tahun sebelumnya, pada kegiatan kali ini, pihak sekolah memberikan bantuan sepatu kepada puluhan pelajar yatim, yang diserahkan langsung Kuwu (Kepala Desa-red) Bulak, Sahudi, didampingi Plt. Kepsek dan sejumlah tenaga pendidik.
“Kami sangat mengapresiasi upaya pihak sekolah guna mendukung program Bupati Indramayu, dengan memberikan bantuan sepatu kepada anak yatim,” ujar Kuwu Desa Bulak, Sahudi.
Sementara Plt. Kepsek SDN 3 Bulak, Sri Rusmianawati, mengungkapkan, jumlah peserta didik di SDN 3 Bulak sejumlah 350an siswa dan untuk kelas VI yang saat dinyatakan lulus sebanyak 57 siswa.
“Untuk lulusan tahun pelajaran 2023/2024 sebanyak 57 siswa,” ungkapnya.
Ditempat yang sama, mantan Plt.Kepsek SDN 3 Bulak, Cariman, menegaskan, pihaknya terus melakukan langkah kongkrit untuk mendorong keberhasilan pendidikan, salah satunya menekan angka Drop Out (DO) dengan cara memberikan motivasi kepada peserta didik terutama dari kalangan keluarga kurang mampu dan anak yatim.
Sebagaimana yang direalisasikan pada hari ini, dimana kegembiraan siswa tercurah melalui pawidya, ditambah lagi adanya bantuan sepatu untuk pelajar yatim atau anak yatim, hal itu terwujud berkat adanya kerjasama yang baik dengan semu steak holder pendidikan SDN 3 Bulak.
“Saya berpesan agar kerja sama yang baik ini terus terbangun dengan meningkatkan sinergitas baik internal sekolah maupun dengan semua kalangan,” tandasnya
Menanggapi hal itu, Ketu Komite Sekolah SDN 3 Bulak, Ade Irawan, mengatakan, sebagi salah satu steak holder pendidikan Komite Sekolah terus berupaya untuk mendukung peningkatan mutu pendidikan yang tertuang dalam program-program yang disuguhkan pihak sekolah, termasuk bagaimana memberikan support bagi anak-anak yang tidak mampu ataupun yatim dengan menetapkan subsidi silang.
Adapun, lanjut Ade, mekanisme penggalangan swadaya masyarakat untuk subsidi silang itu sendiri diterapkan dengan metode kencleng dengan nilai yang tidak ditetapkan.
“Nilai kencleng tidak ditetapkan dan dana yang terkumpul tersebut salah satunya untuk pengadaan bantuan sepatu pelajar yatim yang diberikan pada acara pawidya, sejumlah 37 anak yatim,” terangnya. (Red/FP).
