INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Beberapa kunci keberhasilan Kabupaten Indramayu sebagai sentra pangan nasional harus didukung oleh mayoritas mata pencaharian masyarakat petani berinovasi melalui kebijakan baru pemerintah baik pusat dan daerah secara terintegrasi terhadap kondisi infrastruktur pertanian selama ini yang masih menjadi kedala dilapangan.
Calon Bupati Indramayu, Nina Agustina Dai Bachtiar, mengungkapkan, program luncuran pemerintah pusat untuk sektor pertanian untuk perbaikan infrastruktur pertanian setiap tahun rutin dikucurkan sebagai bentuk perhatian untuk daerah pensuplai pangan nasional terbesar di Jawa Barat. Namun sebagaimana diketahui bersama, keluhan tingkat kerusakan infrastruktur pertanian itu, setiap tahun terus mengalami peningkatan yang luar biasa pada kisaran 40 hingga 60 persen.
Padahal kata Nina, pada tahun 2018 lalu, Pemerintah Kabupaten Indramayu bersama dengan Kementrian Keuangan RI telah menyepakati Naskah Perjanjian Hibah Daerah (NPHD) senilai Rp29,6 miliar untuk prorgam Integrated Partisipatory Development and Management of Irrigation Program (IPDMIP) atau Program Pengelolaan dan Pengembangan Irigasi Partisipatif di Kabupaten Indramayu.
“Penandatanganan perjanjian hibah ini sebagai wujud komitmen bersama dalam pengelolaan irigasi secara integratif dan partisipatif untuk mendorong terwujudnya kedaulatan pangan nasional, tetapi apakah sudah sampai kondisi infrastruktur seperti irigasi, embung dapat dinikmati oleh masyarakat petani Indramayu selama ini,” tuturnya.
Bagaimana tidak, aduan lemahnya infrastruktur dan berujung pada proses tata kelola air masih kurang maksimal, menyebabkan beberapa Kecamatan hampir mengalami gagal panen selama tiga tahun kebelakang, adalah betapa kondisi nasib petani Indramayu belum diberikan jaminan kesejahteraan yang seimbang, seiring dengan perolehan prestasi Kabupaten Indramayu sebagai Kabupaten dengan Produksi Beras Tertinggi di Indonesia oleh Menteri Pertanian RI, Syahrul Yasin Limpo beberapa bulan kemarin.
Maka, pihaknya akan mengoptimalkan sektor pertanian secara mandiri melalui peran serta Pemkab Indramayu untuk membangun 1000 sumur bor bagi petani di wilayah rawan kekeringan, membangun 100 embung dan merevitalisasi embung yang sudah terbangun serta memberantas praktek – praktek masfia air dengan merevitalisasi kelompok P3A Mitra Cai.
“Disamping tiga faktor utama pertanian yang harus diprioritaskan, kami juga akan menyediakan 31 excavator guna pemeliharaan irigasi pertanian,” terang Cabup Nina.
Sementara itu, Cawabup Indramayu Nomor Urut 4, Lucky Hakim, mengungkapkan, peningkatan produktivitas padi di Kabupaten Indramayu tahun 2019 tercatat sebanyak 1.376.429 ton gabah kering giling (GKG) dengan hasil produksi beras sebanyak 789.657 ton. Fakta ini menguatkan potensi sumber daya alam sektor pertanian masih menjadi keunggulan daerah, namun belum diimbangi dengan insentif bagi petani dan buruh tani selama ini. Sehingga melalui momentum Hari Pangan Sedunia yang diperingati setiap tanggal 16 Oktober ini, pihaknya akan mengupayakan untuk membangun industri pengolahan hasil pertaniajn di 309 desa, melalui pemberdayaan bersama BUMDes serta kelompok tani yang selama ini menjadi gadra terdepan perekonomian masyarakat desa.
“Sentra Padi, Mangga, Jerut bahkan Pisang masih bisa kita prioritaskan sebagai produk unggulan daerah sektor pertanian,” tuturnya.
Menurutnya, selama ini Pemkab Indramayu, belum mampu memberikan jaminan harga gabah pasaran di tengah – tengah masyarakat secara stabil, maka pihaknya akan menawarkan subsidi harga hasil pertanian melalui Perseroda (Perseroan Daerah), karena peran Perseroda seiring dengan bisnis Rice Centre manfaatnya masih belum dirasakan secara menyeluruh oleh seluruh masyarakat petani di Kabupaten Indramayu terutama jaminan harag gabah.
“Perseroda harus menjadi penyeimbang harga gabah milik petani, nah bagaimana konidisi hari ini peran Rice Center, kita nanti akan optimalkan dengan inovasi baru,” terang artis layar kaca asli kelahiran Kedokanbunder ini.