JAKARTA,(Fokuspantura.com),- Rata-rata kesembuhan atau recovery rate pasien Covid-19 secara nasional meningkat lagi menjadi 80,51%. Persentase itu menunjukkan jumlah kasus sembuh dan pasien selesai isolasi di Indonesia berjumlah 317.672 kasus.
“Meningkat drastis dibandingkan dengan satu minggu sebelumnnya pada angka 78,85%. Tingkat kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia jauh diatas rata-rata dunia. Prestasi ini sebaiknya dipertahankan bersama,” ungkap Juru Bicara Pemerintah dr Reisa Brotoasmoro, dalam keterangan pers Tim Komunikasi Komite Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dan Pemulihan Ekonomi Nasional, di Kantor Presiden Jakarta, yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin,(26/10/2020).
Dalam mempertahankan prestasi ini, Reisa mengajak masyarakat untuk bersama-sama menekan penambahan kasus aktif yang saat ini berjumlah 61.851 pasien. Sejumlah daerah telah berupaya keras dalam menambahkan jumlah pasien sembuh dan menekan jumlah kasus aktif agar semakin berkurang.
Hari ini, Reisa menyebutkan dua provinsi tertinggi penambahan pasien sembuh. Yakni DKI Jakarta dengan 1.162 kasus, dan Jawa Barat dengan 442. Meski demikian, dua provinsi ini juga yang paling tinggi menambahkan kasus baru atau terkonfirmasi positif.
“Per hari ini, DKI Jakarta menambahkan 906 kasus baru, sementara Jawa Barat 431 kasus baru. Yang ideal, kesembuhan kita upayakan makin tinggi. Kasus baru, kita tekan ke minimal, bahkan sampai tidak ada lagi,” pesan Reisa.
Reisa meningkatkan bahwa Covid-19 bukan satu-satunya penyakit yang dihadapi masyarakat. Ada penyakit-penyakit lain baik yang menular dan tidak menular membutuhkan penanganan serius. Beberapa penyakit itu seperti jantung, kanker, diabetes, tubercolosis (TBC) masih menjadi penyakit yang mematikan di Indonesia. “Dalam laporan Kementerian Kesehatan mencatat penyakit penyerta diantaranya darah tinggi, diabetes melitus dan jantung,” lanjut Reisa.
Reisa juga menyarankan masyarakat tetap mengikuti protokol kesehatan dengan ketat. Langkah 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan adalah cara efektif menekan penularan Covid-19. Hal ini dapat menyelamatkan masyarakat itu sendiri dan orang-orang sekeliling.
Upaya dan dukungan masyarakat seperti itu kata Reisa dapat membantu memberi waktu dan ruang gerak bagi para dokter dan tenaga medis untuk berkonsentrasi menyembuhkan kasus aktif atau pasien Covid-19. “Bersama dokter dan tenaga medis, kita putus penularan Covid-19,” pesannya.
Terkait