INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Sidang Paripurna Istimewa DPRD Indramayu pada agenda mendengarkan pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo pada HUT RI ke-74 hanya dihadiri oleh sekitar 21 anggota dewan, sementara sisanya tidak hadir.
Pantauan Fokuspantura.com, Jum’at(16/8/2019), separoh lajur kursi anggota DPRD Indramayu tidak terisi. Kondisi itu disebabkan karena 29 anggota dewan pada Pileg kemarin tidak terpilih, sementara masa berahir jabatan dewan lama berahir sampai 12 Agustus 2019 kemarin. Akibat ketidakpastian agenda pelantikan anggota dewan yang baru, penyebab salah satu dampak berkurangnya kehadiran wakil rakyat.
Ketua DPRD Indramayu, Ruslandi membantah kondisi ril dampak mangkirnya 29 anggota DPRD yang habis masa jabatan pada 12 Agustus 2019 kemarin. Justru ia menyatakan, ketidak hadiran anggota dewan pada momentum paripurna istimewa karena berbarengan dengan adanya aksi unjuk rasa didepan kantor DPRD Indramayu oleh para buruh.
“Didepan tadi ada aksi unjuk rasa, anggota dewan tidak bisa masuk, Bupati juga tadi sempet terjebak ga bisa masuk,”katanya.
Menurutnya, kondisi transisi DPRD hampir masif dan terjadi di beberapa daerah, pasalnya kehadiran wakil rakyat pada agenda mendengarkan pidato Presiden RI kali ini diikuti oleh anggota dewan dengan wajah lama hasil Pileg 2019, mengingat dewan baru belum dilantik.
“Tanggal berapa dilantiknya, sekitar tanggal 27, tapi sedang diupayakan secepatnya mereka dilantik, karena resikonya APBD perubahan,”tanda mantan Ketua DPC PDI Perjuangan Indramayu ini.
Pelaksanaan Sidang Paripurna Istimewa Proklamasi 17 Agustus biasanya sudah diikuti oleh anggota dewan yang baru. Hal itu berdasarkan pengalaman dirinya yang sudah dua kali menjabat sebagai anggota dewan.
“HUT ini harusnya sudah anggota dewan baru karena kondisinya seperti ini, negara sebagai penerbit kekuasaan harus sigap dengan kemungkinan yang terjadi,” kata Irlan panggilan akrab Ruslandi.