INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Anggota MPR/DPR Fraksi PDI Perjuangan, Ono Surono menegaskan, partainya merupakan garda terakhir penjaga empat pilar kebangsaan yakni, Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, UUD 1945, dan NKRI. Menurutnya jika partai berlogo Banteng moncong putih itu hancur maka hancurlah Indonesia.
Hal itu diungkapkan dalam agenda sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan di halaman sekretariat Rumah Aspirasi Ono Surono (Raos) di desa Sindangkerta kecamatan Lohbener kabupaten Indramayu, Jawa Barat, Jumat (9/2/2018).
Acara dihadiri ratusan perwakilan konstituennya dari pengurus Raos, tani, nelayan, buruh, dan tokoh masyarakat setempat.
“PDI Perjuangan adalah partai yang konsisten menjaga empat pilar kebangsaan Indonesia. Jika partai ini hancur maka hancurlah Indonesia,” ujar Ono.
Ia menjelaskan, akhir-akhir ini polemik yang menimpa bangsa Indonesia beraneka ragam, mulai soal radikalisme sampai pada mempertanyakan soal ideologi negara. Sehingga menurutnya hal ini patut menjadi perhatian khusus bagi seluruh rakyat Indonesia untuk tidak mudah terpancing berbagai isu provokatif yang akan merusak ideologi bangsa.
“Pokoknya selain Pancasila jika ada yang mempertanyakan atau memprovokasi untuk mengganti selain ideologi Pancasila kita lawan,” tegas anggota komisi IV DPR ini.
Untuk itu, lanjut Ono, pihaknya di partai terus melakukan upaya pencegahan terhadap pihak-pihak yang dinilai akan merusak ideologi bangsa Indonesia, termasuk bentuk provokasi dari pihak yang mengkritisi pemerintah tanpa ada data dan fakta yang jelas.
“Meski kami dikatakan partai pemerintah, kami juga tetap melakukan pengawasan dan kritik jika pemerintah melakukan kesalahan, tapi berdasarkan data dan fakta, bukan berdasarkan kebohongan dan kebencian. Semua ada aturannya termasuk bagaimana menyampaikan kritik,” jelas Ono wakil dapil Jawa Barat 8 (Indramayu-Cirebon) ini.
Ketua Umum Raos, Sahali menambahkan, isu hoax isu SARA, dan provokasi yang mengarah pada konflik adu domba, akhir-akhir ini semakin nampak. Oleh karenanya, ia menilai rakyat Indonesia harus kuat untuk menegakkan ideologi bangsa tanpa terpengaruh oleh isu-isu tersebut.
“Kalau ada hal sepele yang mengarah ke SARA dibesar-besarkan, dicari-cari celahnya, itu ciri sudah mulai ada provokasi. Kita harus cerdas dan saling mengingatkan agar tidak terpancing,” katanya.
Wakil ketua DPC PDI Perjuangan Indramayu ini juga mengajak kepada masyarakat, agar bisa memilah antara isu provokasi dan bukan. Sehingga diharapkan tidak terbawa arus yang sengaja diviralkan oleh pihak yang akan merusak ideologi bangsa.
“Mereka akan masuk melalui isu-isu yang dikemas pura-pura baik dan seolah-olah benar, padahal dibalik itu ada kepentingan terselubung yang memancing terjadinya konflik dan merusak ideologi bangsa secara perlahan,” tandasnya.