INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Anggota Komisi IV DPR RI, Ono Surono meminta kepada aparat penegak hukum (APH) untuk turun tangan menyikapi persoalan dugaan mafia air yang sudah menjadi keresahan masyarakat petani khususnya wilayah lahan kekeringan musim gadu 2018. Penegasan itu disampaikan usai konsolidasi dengan Keluarga Besar Rumah Aspirasi Masyarakat Ono Surono (RAOS) di Kecamatan Losarang, baru baru ini.
“Sekarang bagaimana debit air di Rentang, tidak semuanya untuk pertanian, ini dimanfaatkan oleh oknum berdasarkan laporan dari para petani,”tuturnya.
Sehingga Ono meminta, oknum tersebut segera dilakukan tindakan tegas, jangan sampai meresahkan masyarakat petani, mengingat dari hasil laporan masyarakat oknum tersebut inisialnya sudah jelas yakni MS.
Kapolres Indramayu, AKBP Arif Fajarudin ketika dikonfirmasi terkait keluhan para petani yang saat ini sedang dilanda kekeringan bahkan sudah dinyatakan gagal panen, meminta kepada masyarakat petani yang dirugikan, untuk membuat laporan resmi kepada pihak kepolisian. Sehingga pihaknya dapat bekerja dengan cepat untuk mengungkap indikasi adanya oknum mafia air.
“Jika indikasinya ada permainan uang, nanti saya bisa perintahkan Tim Saber pungli untuk turun kelapangan,”tuturnya, Minggu(15/7/2018) saat berada di RS Bhayangkara.
Sementara itu, pantauan dilapangan, hasil evaluasi pelaksanaan Gilir Giring yang dikeluarkan berdasarkan rapat pihak Dinas PUPR Indramayu bersama beberapa pihak sejak 6 – 15 Juli 2018 lalu, dimana pihak BBWS Cimanuk Cisanggarung sudah sangat toleransi mensuplai air dari Bendung Rentang Majalengka sesuai hasil kesepakatan bersama Pemkab di tiga daerah. Namun selama pelaksanaan delapan hari gilir giring hasilnya belum memberikan harapan para petani diwilayah Kecamatan Gabuswetan, Losarang, Trisi dan Kandanghaur.
Bahkan yang lebih parah lagi, disaat berahirnya jadwal gilir giring, Sabtu(14/7/2018) kemarin, gelontoran air untuk masyarakat Desa Ranjeng, Kecamatan Losarang melalui BT 19 diahiri pada pukul 17.30 wib dan air disalurkan ke wilayah Cipanas untuk menyelesaikan lahan gadu wilayah Bendung Caplokan dan diarahkan ke muara Parean Girang Kandanghaur, mengingat saat berahirnya jadwal gilir, puluhan petani Desa Parean Girang mendatangi pengelola pintu Krama Trisi BT 15 sebagai pintu masuk air digelontorkan ke sungai Cipanas atas permintaan petani.
“Karena saat itu, jadwal gilir sudah habis dan memang kondisional, maka kedatangan puluhan petani itu dijadikan dasar agar air diturunkan ke sungai Cipanas, ada apa dengan masyarakat Parean Girang yang konon untuk mendorong air asin,”tutur sumber petani.
Bentuk kejanggalan berikutnya, selama proses gilir giring 8 hari, kondisi pintu air Jatok BT 14 Cikedung, dalam kondisi limpas dua pintu samping kanan kiri sementara dua pintu utama rapat. Pemanfaatan air saat itu tertahan di pintu Jatok BT 14 dengan debit besar, alasan yang disampaikan oleh penjaga pintu BT 14 ada sekitar 16 hektar lahan diwilayah Kecamatan Cikedung kekeringan dan terancam gagal panen. Padahal, berdasarkan informasi yang diperoleh dari perangkat desa dalam setiap Rakor Kecamatan Cikedung hanya Desa Mundakjaya yang menjadi perhatian serius dan membutuhkan pasokan air, tetapi fakta di lapangan pada saat jadwal Gilir Giring untuk BT 19 diperuntukan bagi Desa Ranjeng Kecamatan Losarang, kondisi pintu Jatok BT 14 dalam keadaan ditutup dua pintu utama dan oleh penjaga pintu (Kepengamatan UPTD Cikedung) air di pintu BT 14 diperuntukan bagi petani yang berada di belakang dan depan Kantor Camat Cikedung melalui irigasi Pasir Angin adalah sebuah keniscayaan.
“Pemanfaatan gelontoran air dari Cipelang ini, dalam rangka antisipasi gagal panen wilayah empat Kecamatan, bukan wilayah Kecamatan Cikedung yang kondisi tanaman padinya sudah hampir menguning,ini bisa diselidiki kemana arah dua irigasi tersier yang ada di BT 14 timur,” tandas sumber menambahkan.
Kejanggalan yang nyata, kondisi pintu 8 Sentolop, perbatasan Desa Tunggulpayung air terjun bebas yang dapat menurunkan debit Cipelang untuk mengairi wilayah empat Kecamatan. Kondisinya sejak proses pemberlakukan gilir giring pintu Sentolop dapat mensuplai kebutuhan debit di bendungan Pangkalan, jauh lebih sempurna kondisinya dengan Bendung Caplokan, bahkan keadaan itu berangsur hingga sekarang, berdasarkan laporan resmi anggota Kodim 0616 Indramayu dari informasi yang diterima Fokuspantura.com, bahwa Minggu(15/7/2018) pukul 08.15 wib, petugas piket Koramil 1612 / Lelea, menjelasakan, kondisi penggelontoroan irigasi saluran air pointu Sentolop BT 8 Desa tunggulpayayung dalam keadaan normal dan lancar. Kondisi itu dapat menimbulkan pertanyaan besar para petani di empat Kecamatan tentang masih maraknya dugaan jual beli air oleh oknum mafia air pada momen kekeringan yang melanda empat Kecamatan.
“Coba cari aturan di dinas PUPR yang menyatakan dalam keadaan darurat seperti ini boleh membuka pintu pembuang, penjelasan alat bukti petunjuk ini, mungkin bisa memberikan kemudahan kepada APH dalam melakukan penyelidikan adanya dugaan mafia air berkedok penyelamatan kekeringan musim gadu di empat Kecamatan,”tandas sumber.