INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kabupaten Indramayu terkenal dengan daerah pensuplai beras nasional terbesar di Jawa Barat, namun belakangan beredar kabar bakal menerima suplai beras impor sebanyak 5.000 ton. Kondisi itu menyusul cadangan beras di Bulog Indramayu yang sudah menipis, sehingga berdampak pada harga beras di pasaran merangkak naik pada kisaran Rp12 ribu per kg.
Pimpinan Cabang Bulog Indramayu, Dandy Arianto, mengatakan, informasi adanya 5 ribu ton beras impor masuk ke Indramayu baru wacana, mengingat saat ini masih dibagi – bagikan kepada daerah yang membutuhkan.
“Impor belum tentu, masih dibagi – bagi kepada daerah yang lebih membutuhkan,” kata dia saat dikonfirmasi Fokuspantura.com.
Ia mengaku, jika stok beras yang dimiliki Bulog Indramayu saat ini semakin menipis, yakni hanya tersisa sekitar 100 ton. Sementara kondisi lahan pertanian di Kabupaten Indramayu sebagian besar baru mulai tanam.
“Stok beras minim,” imbuhnya.
Ketua Komisi 2 DPRD Indramayu, Anggi Noviah, mengaku kaget mendengar informasi Indramayu bakal menerima beras impor dari luar negeri. Ia meminta kepada Bulog Indramayu agar dipertimbangkan usulan tersebut. Namun Anggi juga tidak habis pikir. Pasalnya, Kabupaten Indramayu sebagai daerah pensuplai beras terbesar, tetapi kondisi Gudang Bulok stok beras sudah menipis.
“Pada saat Raker kemarin, kami kaget ada impor dan stok beras sudah menipis, bahkan strok 70 ton milik Ketahanan Pangan,” ungkap Anggi.
Sementara itu, informasi yang diperoleh di Pasar Baru Indramayu, Minggu, 22 Januari 2023. Para pedagang mengaku kesulitan mendapatkan pasokan beras.
“Stok beras lagi sulit dua Minggu ini,” tutur Warto, pedagang beras di Pasar Baru Indramayu.
Kondisi ini pula yang membuat harga beras sudah dua kali mengalami kenaikan pada awal tahun 2023.
Mereka pun berharap para petani di Indramayu bisa secepatnya panen agar stok beras kembali melimpah.