INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Entah semenjak kapan ‘tradisi’ ini digelar. Yang pasti tiap Ramadhan tiba, di sepanjang Jalan Kapten Arya Kelurahan Karanganyar Indramayu-kota muncul pasar kuliner yang menyediakan aneka makanan untuk ta’zil atau berbuka puasa. Pasar ‘kaget’ ini buka tiap sore sekitar waktu ashar hingga menjelang maghrib. Puluhan pedagang berjejer di kanan-kiri jalan yang hanya selebar 4 meter sepanjang sekitar 700 meter.
Seperti sudah menjadi tradisi, tiap tahun di bulan puasa jalan yang menghubungkan antara Kelurahan Karanganyar dengan Karangmalang itu pada sore hari serupa pasar kaget, macet dan banyak transaksi kecil-kecilan.
“Sejak dulu di sini memang terkenal sebagai pusatnya ta’zilan.”, kata Lurah Karanganyar Darsono, Minggu (28/5/2017). Selain harganya murah juga karena banyak pilihan ta’zil yang membuat Karanganyar menjadi terkenal. Tersedia aneka kuliner khas Indramayu seperti ragit, dongkal, bongko serta beragam kue mulai dari kolak, aneka bubur manis sampai makanan yang sehari-hari jarang kita jumpai ada di sana.
Beberapa warga setempat memanfaatkan tradisi pasar Ramadhan ini guna meraup untung. Seperti Yeti (40). Perempuan yang sehari-hari menjalankan peran ibu rumah tangga itu turut berjualan makanan ta’zil. Dengan bermodalkan Rp200 ribu Yeti mengantongi pendapatan mencapai Rp300 ribu. “Lumayan lah mas, buat nambah-nambah rizki lebaran.”, ujarnya.
Begitu pun Roni (47). Hari-hari biasa ia berjualan bubur ayam, pada bulan puasa beralih menjual aneka kue untuk ta’zil. Hanya bermodal Rp150 ribu Roni mendapatkan keuntungan bersih hingga Rp100 ribu. Karena terkenalnya Pasar Ramadhan Karanganyar sebagai pusat ta’zil, tidak mengherankan jika apa yang mereka jual selalu habis pada detik-detik mendekati magrib.
Saking terkenalnya pasar kuliner ini pengunjung datang bahkan dari luar kota Indramayu. Rokayah misalnya, ibu satu anak ini datang dari Karangampel sekitar 25 km jauhnya hanya untuk menikmati suasana berbelanja ta’zil di Karanganyar. “Pada hari kedua puasa tahun ini kelihatannya belum begitu padat pengunjungnya, tidak seperti tahun lalu saya datang pada pertengahan bulan puasa sangat ramai sekali.”, tuturnya. Rokayah mengaku sedikitnya dua kali dalam bulan puasa ia datang ke tempat ini.
Demikian pula dengan Murni, sepekan dua kali mengunjungi pasar kuliner Karanganyar. Untuk mendapatkan ta’zil favoritnya rela menempuh jarak 10 km. “Sebab makanan kesukaan keluraga kami hanya dapat dijumpai di sini. Selain itu makanannya enak-enak.”, ucap Murni yang pada saat itu membeli ragit dan bubur candil. (Fuzail)