JAKARTA,(Fokuspantura.com),- Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang Pendidikan, Retno Listyarti mengaku prihatin atas insiden tawuran pelajar di Cakung Jakarta Timur hingga menewaskan MI akibat luka tusuk, Senin (9/10/2017) kemarin.
Nyawa MI tidak terselamatkan karena sejumlah luka tusuk di tubuhnya. Dari luka tusuk tersebut menggambarkan dugaan kuat bahwa para pelajar tersebut menggunakan senjata tajam saat mengeroyok korban.
“Kami minta pihak-pihak terkait untuk segera melakukan penyelidikan terkait tewasnya ananda MI, seperti kepolisian dan Dinas Pendidikan provinsi DKI Jakarta. Kepolisian mengusut secara hukum yang berlaku, seperti penggunaan UU Perlindungan Anak dan UU Sistem Peradilan Pidana Anak (SPPA). Sedangkan pihak Dinas Pendidikan kami dorong untuk segera berkoordinasi dengan pihak sekolah korban dan yang diduga pelaku.”tuturnya dalam rilis yang diterima Fokuspantura, Selasa(10/10/2017)
KPAI juga mendorong sekolah – sekolah yang terlibat tawuran dapat di rekonsiliasi agar tidak ada pembalasan sekaligus upaya memutus mata rantai kekerasannya. Untuk hal ini, KPAI siap bersinergi dengan Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta.
Seperti diketahui, insiden tawuran antarpelajar terjadi di Cakung, Jakarta Timur kemarin, mrngakibatkan satu pelajar tewas saat dilarikan ke rumah sakit karena mengalami luka tusuk.
“Pukul 16.00 WIB telah terjadi kasus tawuran pelajar dan pengeroyokan yang menyebabkan satu orang meninggal dunia,” kata Kapolsek Cakung Kompol Sukatma dalam keterangan tertulis dikutip Detiknews.com, Senin (9/10/2017).
Ia menjelaskan peristiwa itu terjadi pada Senin (9/10) di depan Pasar Jalan Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Kejadian itu berawal dari saksi yang melihat korban bernama Muh Rafi Ismail (17), pelajar SMK, dengan luka tusuk di sekujur tubuhnya.
Sukatma menjelaskan saksi tersebut kemudian membawa korban ke rumah sakit. Namun, setiba di rumah sakit, Muh Rafi Ismail meninggal dunia.
“Kemudian korban dibawa oleh saksi menuju Klinik Mitra Waras, Pulogebang, kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Islam Pondok Kopi. Namun nyawa korban tak bisa ditolong lagi,” ujarnya.
Sukatma menambahkan jasad korban dibawa ke RS Polri untuk dilakukan autopsi. Untuk sementara, para pelaku masih dikejar.
“Kita periksa saksi-saksi dari kejadian itu, sementara pelaku masih dalam penyelidikan,” tegas Sukatma
Terkait