LOHBENER,(Fokuspantura.com),- Ketua Komite SMPN 1 Lohbener, Sudarsa mengaku belum menerima sepeserpun pembayaran uang dari orang tua siswa, menindaklanjuti hasil keputusan rapat bersama orang tua siswa yang dilaksanakan pada 10 Agustus 2018 lalu sebesar Rp1,6 juta.
Hal itu diakuinya, karena hasil keputusan rapat bersama komite dan orang tua siswa beberapa minggu lalu, masih ditemukan keberatan dari orang tua siswa sebagaimana yang ramai diperbincangkan warga nitizen. Bahkan masalah tersebut diakuinya sudah sampai ke Bupati Indramayu sebagaimana surat aduan yang dilayangkan salah satu siswa.
“Tadi sudah saya sampaikan kepada pihak sekolah untuk tidak menerima pembayaran dan memang ada yang hendak bayar saya larang sebelum hasil keputusan rapat, benar – benar diterima semua pihak,”tuturnya saat di temui dikediamannya, Kamis(15/8/2018).
Menurutnya, komite sekolah merupakan kepanjangan tangan dari orang tua siswa, sebagai wadah penghimpun aspirasi masyarakat untuk kemajuan lembaga pendidikan. Namun jika hasil keputusan rapat guna menunjang peningkatan kapasitas dan kemajuan sekolah belum bisa diterima secara utuh, maka keputusan rapat kemarin bisa ditinjau ulang.
“Kami Komite bisa saja membatalkan keputusan sebelumnya dan nanti akan digelar musyawarah ulang, mengapa itu dilakukan, karena memang pihak sekolah kekurangan anggaran untuk menunjang peningkatan mutu pendidikan,”terangnya.
Sebelumnya, salah satu siswi kelas 2 SMPN 1 Lohbener, Aan Marshanda, menulis surat keluhan atas pungutan wajib sebesar Rp1,6 juta kepada Bupati Indramayu, hingga masalah ini ramai dimedia sosial. dalam surat tersebut Aas mengaku keberatan atas kebijakan yang dibuat oleh pihak sekolah, bahkan dari obrolan teman lain mengeluhkan hal yang sama bahkan malu jika tidak bisa membayar pungutan wajib tersebut.
Pungutan sebesar Rp1,6 juta, rencananya akan digunakan untuk Bimbel, praktik Komputer, study tour dan uang perpisahan.
“Ada temen saya yang orang tua nya mengeluh gara gara ada pungutan di sekolah, Jadi anak nya malu. Jangan sampai pungutan seperti ini mematahkan semangat kami untuk bersekolah,” ungkap Aan pekan kemarin. (13/8/2018)