INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Pasca tersiar kabar dugaan mengajarkan paham Salafi Wahabi pada lingkungan Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Al Muttahidah di Blok Cidongkol Desa Bulak, Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, melalui pesan group Whatapps, mendapat tanggapan dari beberapa pihak. Termasuk pihak pengelola pendidikan SDIT angkat bicara.
Kepala Sekolah SDIT AL Muttahidah, Alfreddo Rizkia Dwi Lancar, mengatakan, sekolah ini sudah tujuh tahun berjalan dengan jumlah siswa saat ini sebanyak 160 anak yang berasal dari berbagai desa di Kecamatan Kandanghaur.
Adapun metode pembelajaran yang disampaikan, lebih ditekankan pada pendalaman Al Qur’an sebagai program unggulan SDIT ini, namun begitu pihaknya tetap menerapkan kurikulum yang ditetapkan Kemendikbud RI.
“Kami tetap menerapkan Kurikulum Kemendikbud namun ada plusnya yakni memiliki program unggulan yaitu pendalaman Al Qur’an dengan implementasi membaca Qur’an yang baik dan benar termasuk hafalan suratnya,” terangnya.
Alfreddo menyangkal jika informasi yang tersebar di aplikasi group Whatapps itu tidak benar, karen di SDIT Al Mutahidah ini masih memegang prinsip NKRI, mengajarkan PKN dan juga materi-materi lainnya yang terdapat dalam kurikulum.
“Itu tidak benar dan hendaknya masyarakat lebih bijak dalam menilai sesuatu termasuk menyebarkan informasi karena bisa merugikan pihak lain,” tuturnya.
Menyinggung tentang tidak adanya Lambang Negara di ruang kelas ataupun kantor, termasuk adanya tenaga pengajar perempuan yang menggunakan cadar, Alfreddo mengungkapkan, jika lambang negara tersebut bukan sudah dipasang kemudian dilepas, namun belum terpasang karena belum terbeli dan untuk guru perempuan tidak diwajibkan untuk menggunakan cadar, kalaupun ada itu sudah keyakinan mereka masing-masing dari sebelum mengajar di sekolah ini.
“Untuk lambang negara memang kami belum beli sehingga masih belum terpasang dan untuk masalah cadar itu dikembalikan pada keyakinan masing-masing, jadi tidak ada penekanan kepada guru perempuan untuk bercadar,” ungkapnya.
Seperti diketahui, tersiarnya kabar dugaan SDIT Al Mutahidah menyebarkan faham Wahabi dengan model laporan yang dibuat oleh penegak hukum, direspon cepat oleh Camat Kandanghaur, meski sempat membuat geger warga Kecamatan Kandanghaur dan sekitarnya.
Dari katerangan yang dihimpun Fokuspantura.com, sekolah swasta SD yang berbasis agama islam tersebut, bernaung di Yayasan Al Muttahidah dan baru saja meluluskan peserta didik angkatan yang pertama. Hingga kemudian pada Kamis (28/7/2022) tersebar informasi jika SD IT Al Muttahidah, memiliki ajaran Salafi Wahabi yang bertentangan dengan Pancasila, UUD 1945 dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Menanggapi permasalahan tersebut, jajaran Forkopincam Kandanghaur, yang terdiri dari Camat Kandanghaur, Kapolsek Kandanghaur serta Danramil 1616/Kandanghaur, langsung melakukan krosceck langsung ke SD IT Al Muttahidah, Jum’at 29 Juli 2022.
Camat Kandanghaur, Hatta Direja, mengatakan, selaku pimpinan wilayah Kecamatan, pihaknya siap melaksanakan tugas dalam rangka menciptakan suasana kondusif di Kecamatan Kandanghaur, dalam hal ini bersama Forkopincam yakni Kapolsek beserta Danramil, akan melakukan pembinaan kewilayahaan, untuk SDIT. Salah satunya kunjungan yang dilakukan dan selanjutnya akan dilakukan pembinaan dan bahkan bukan di SDIT saja melain di sekolah-sekolah lainnya pun akan diberikan pembinaan secara langsung secara bergiliran.
“Permasalahan tersebut sudah clear dan kami akan melakukan pembinaan lebih lanjut,” ujarnya.
Sementara, Kapolsek Kandanghaur Kompol Gangsar, manambahkan, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengab pengurus yayasan dan Kepala Sekolah tersebut, yang intinya mulai saat ini akan dilakukan pemantauan dan pembinaan, dimulai dengan pelaksanaan Upacara Bendera setiap hari Senin dengan Pembina Upacaranya dari unsur Muspika secara bergiliran.
“Mengenai informasi yang beredar itu hoax, tidak perlu diperpanjang, yang pasti kami sudah turun kelapangan dan melakukan langkah-langkah persuasif dengan melakukan pembinaan,” tegasnya.
Sementara, salah seorang wali murid dari Blok Karangsinom Desa Karanganyar, Gaftan, mengaku kecewa dengan adanya selebaran informasi yang menjelekan almamater anaknya karena hal itu bisa menjadi beban moril bagi dirinya dan juga orang tua murid lainnya.
“Kami mencari sekolah yang bagus untuk anak kami sehingga menyekolahkan disini, namun dengan adanya informasi bohong tersebut jelas merasa sangat dikecewakan,” keluhnya.
Gaftan menegaskan, apa yang disebutkan pada informasi tersebut adalah bohong dan atas nama wali murid berpesan kepada yang menyebarkan informasi tersebut akan diminta pertanggung jawabannya karena yang diberitakan itu adalah kebohongan.
“Pastinya orang yang menyebarkan berita bohong tersebut akan diminta pertanggung jawabannya, kalaupun sekarang lolos nanti di akhirat akan diminta pertanggung jawaban oleh Allah azza wa jalla,” ketusnya.
Terkait