EdukasiKemenkes dan Kemenaker RI Monitoring 3 Desmigratif Indramayu

Kemenkes dan Kemenaker RI Monitoring 3 Desmigratif Indramayu

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker), melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap tiga Desa Migran Produktif (Desmigratif). Senin, (24/09/2018). Ketiga desa tersebut diantaranya, Desa Kenanga Kecamatan Sindang, Desa Juntinyuat Kecamatan Juntinyuat dan Desa Dukuhjati Kecamatan Krangkeng.

Seperti di Desa Dukuhjati ini, tim program Desmigratif dari dua lembaga tersebut selain memberikan arahan terhadap sejumlah purna pekerja migran, juga menggali informasi kesehatan yang dihadiri oleh Kepala Puskesmas beserta staff, Kuwu Desa Dukuhjati Wasnidi beserta perangkatnya, perwakilan purna pekerja migran, Babinsa dan pendamping Desmigratif.

Direktorat Kesehatan Kerja dan Olahraga Kemenkes, Dr. Ine Nutfiliana, MKK menjelaskan, Kemenkes dan Kemenaker memilik Mou di program desmigratif. Dimana Kemenkes ini, wajib mendukung program tersebut dan berperan lebih terhadap apa yang dilakukan pada desa-desa pekerja migran. Terdapat empat pilar di program desmigratif ini. Yakni, bagaimana mengkondisikan Calon pekerja migran ini untuk berangkat sesuai prosedur yang mana selama ini banyak pekerja migran berangkat unprosedural dengan aspek kesehatannya yang abal-abal.

“Ini peran kesehatan yang sangat penting. Hasil pemeriksaannya fix tetapi abal-abal. Sehingga pada saat diluar negeri, ternyata memiliki penyakit. Kalau seperti itu, masalah tentunya tidak hanya pada yang bersangkutan tetapi juga keluarga bahkan negara harus menanggung resiko untuk memulangkan pekerja migran yang sakit tersebut,” katanya.

Di pilar kedua, bagaimana meningkatkan usaha produktif bagi keluarga termasuk pekerja migran yang kembali ke desanya masing-masing. Sementara dipilar ketiga adalah, community Parenting. Yakni bagaimana keluarga yang ditinggalkan terutama anak-anak bisa tetap berkembang dan tumbuh baik walaupun orang tuanya bekerja di luar negeri.

“Dan itu peran kita juga sebagai orang Kesehatan. Terakhir seperti apa kondisi kesehatan anak-anak yang ditinggalkan. Seperti imunisasi, tumbuh kembang seperti apa, skologinya maupun pisikologinya juga harus kita dampingi. Supaya anak-anak ini bisa tumbuh menjadi anak yang berkualitas dimasa yang akan datang,” ucap Dr. Eni.

Dan di pilar yang keempat adalah koperasi. Pemberdayaan untuk produktif kedepannya sebagai purna pekerja migran.

Terkait dengan hasil Monev di Desa Dukuhjati yang dilakukan Kemenkes bersama Kemenaker, Dr. Ine mengaku program kesehatannya masih perlu ditingkatkan perannya dalam program desmigratif. Mulai dari pemberian pemahaman kepada Calon pekerja migran untuk mempersiapkan kondisi kesehatannya dengan mengikuti prosedur kesehatan.

“Purna pekerja migran ini banyak pengalamannya dan memberikan masukan bagi kami, dari mulai pengalaman mereka pada saat di luar negeri. Pada saat berangkat, mereka diperiksa kesehatannya. Dan kembali juga kesehatannya harus menjadi perhatian juga. Sehingga pengalaman purna pekerja migran ini menjadi masukan kami di pusat untuk kebijakan-kebijakannya seperti apa”, jelasnya.

Salah satu permasalahan yang pernah dirasakan purna pekerja migran pada saat bekerja di luar negeri adalah pada saat dilakukan pemeriksaan kesehatan, hasil kesehatannya tidak pernah di informasikan. Padahal, Undang-undang kesehatan, harusnya yang diperiksa itu berhak mendapatkan informasi kesehatan dirinya yang dapat dimanfaatkan buat dirinya untuk ditindak lanjuti pencegahan-pencegahannya jika hasilnya unfix.

“Itu pada saat di luar negeri dan menjadi informasi penting bagi kami. Sehingga ini harus ada komunikasi dengan Negara yang bersangkutan dengan perjanjian-perjanjian internasional,” ujarnya.

Dari hasil penggaliannya terhadap purna pekerja migran ini, Ia pun memberikan arahan kepada calon pekerja migran yang mau berangkat keluar negeri, bahwa kesehatan menjadi penting sebagai modal untuk bekerja.

“Lakukanlah pemeriksaan secara prosedural. Baik dari Puskesmas, desa asal dan pada saat medical check up juga di sarana kesehatan yang di tunjuk pemerintah dengan meminta hasilnya karena hak bagi yang diperiksa kesehatannya. Harus pengen tahu, jangan merasa sudah diperiksa lalu pasrah tanpa harus meminta hasilnya. Itu kan untuk kepentingan kita dan itu data medis kita,” tandasnya.

Sementara itu, Dirjen Binapenta Kemenaker, Iqbal menjelaskan bahwa tahun ini sedang dilakukan evaluasi secara menyeluruh program Dismigratif ini. Dan hasilnya di akhir tahun. Ia berharap, program Dismigratif ini kedepannya akan tetap ada dan terus maju.

“Target sampai 2019 itu ada 400 Desa Migran Produktif (Desmigratif). Kabupaten Indramayu ada 3 untuk sekarang ini. Sementara alokasi untuk Indramayu di tahun 2019 belum tahu. Karena sekarang masih mengevaluasi dulu,” jelasnya.

Kepala puskesmas krangkeng, H. Sukatno M.Kes mengatakan, pihaknya telah melakukan komitmen dengan pemerintah desa terkait dengan Calon TKI (CTKI) agar melalui pemerintah desa. CTKI yang mau berangkat juga harus melalui MCU (Madical Check Up) yang hasilnya wajib dilaporkan ke Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskemas).

“CTKI ini biasanya tidak melalui Puskesmas beda dengan Calon Jamaah Haji. Kalau CTKI biasanya oleh Perusahaan itu pemeriksaannya di arahkan ke Laboratorium tertentu. Sehingga kami hanya mau minta fotocopy hasil MCU nya saja. Kalau fix syukur itu buat modal CTKI, tapi kalau unfix tentu itu jadi binaan kami”, katanya.

Apa yang dilakukan lembaganya itu, semata-mata tujuannya adalah untuk masyarakat agar sejahtera dan kesehatannya terjamin. Dengan harapan, itu bisa menjadi oleh-oleh TKI termasuk bisa mendongkrak kesehatan lingkungan.

“Contoh, di desa Dukuhjati jauh sebelum ada TKI, rumah itu hanya 24 persen yang sehat, rata-rata tidak memiliki MCK. Tapi setelah adanya pekerja migran, banyak pembangunan rumah milik pahlawan devisa termasuk membangun MCK. Sehingga, kalau di garis luruskan ada benang merah yang bisa kita ambil manfaatnya dari purna TKI”, Tutupnya.

Sementara itu, Kuwu  Dukuhjati Wasnidi menyambut baik kedatangan tim dari program Desmigratif. Kedatangan Kemenkes dan Kemenaker ini dapat memberikan masukan-masukan dan informasi penting bagi masyarakatnya terutama bagi calon pekerja migran.

“Kami akan selalu siap dan senang menyambut kedatangan tim program Desmigratif. Kedatangannya tentu membawa manfaat bagi desa kami,” katanya.

Pendamping Deamigratif Desa Dukuhjati, Ibnu Katsir S.Pd mengatakan, desa Dukuhjati mendapatkan program Desmigratif sejak Oktober 2017 lalu dengan jumlah pekerja migran yang terdata sebanyak 278 orang. Kehadiran Desmigratif ini sangat dirasakan manfaatnya.

“Dengan adanya program Desmigratif ini, mantan pekerja migran asal desa Dukuhjati lebih senang dirumah dari pada sebelum adanya program ini.
Selain itu, masalah perekonomian mereka juga mengalami peningkatan sekarang. Sementara, masyarakat yang masih menjadi pekerja migran, anak-anak mereka mendapatkan pendidikan agama dan inggris.” tandasnya.

ads

Baca Juga
Related

TNI AD Juara Umum Menembak

JAKARTA(Fokuspantura.com),– Indonesia patut berbangga, TNI AD menjadi juara umum...

Sahabat Peduli Santuni Anak Yatim Sasar Siswa Sekolah Dasar

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Sahabat Peduli, Yayasan Generasi Harapan Umat (Gen...

Gubernur Jabar Hadiri Paripurna Hari Jadi Purwakarta Ke 192

PURWAKARTA,(Fokuspantura.com),- -Sidang Paripurna DPRD Purwakarta Hari Jadi Purwakarta ke-192...

Cegah Virus Corona, Kantor PWI Indramayu Disemprot Disinfektan

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Sekretariat Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Perwakilan Kabupaten...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu