SLAWI,(Fokuspantura.com),- Staff Forecaster Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG)Kabupaten Tegal, Ida Sartika Nuarini memprediksi musim kemarau tahun ini, akan berlangsung hingga bulan September 2019 mendatang. Bahkan Puncak musim kemarau diperkirakan jatuh pada bulan Agustus ini.
“Dalam pantauaan Hari Tanpa Hujan (HTH), wilayah Kabupaten Tegal didominasi warna merah, artinya banyak wilayah di Kabupaten Tegal yang selama jangka waktu 100 hari kebelakang sudah tidak lagi turun hujan.” Ujarnya saat ditemui Fokuspantura.com, dikantornya beberapa waktu lalu.
Begitupun di wilayah Kecamatan Jatinegara, lahan perkebunan kayu jati milik Perum Perhutani Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Pemalang, akan mengalami dampak musim kemarau. Area kebun jati seluas 3.700 hektar tersebut, sangat berpotensi dilanda kebakaran hutan.
Mandor Polisi Teritorial (Polter) Perhutani, Agus menuturkan dikarenakan musim kemarau yang sedang berlangsung saat ini, berbarengan juga dengan musim tanam baru yang akan dilakukan oleh petani jagung di sekitar hutan jati, beberapa upaya juga dilakukan salah satunya dengan membakar lahan.
“Musim tanam baru, mereka sengaja membakar lahan pertanian jagung yang telah dipanen sebelumnya, agar memudahkan dan mempercepat mereka dalam membersihkan lahan” ungkap Agus, Kamis (1/8/2019).
Oleh karenanya, Anggota Polisi Teritorial (Polter) semakin intens melakukan pencegahan kebakaran hutan dengan memberikan penyuluhan kepada para petani. Monitoring lahan, berikut potensi sumber api juga terpantau melalui sistem satelit yang berada di Kantor KPH Wilayah Wrayan Jatinegara.
“Sementara ini potensi kebakaran hutan masih bisa diminimalisir, walaupun dengan jumlah personil yang terbatas kami tetap melakukan patroli keliling hutan. Kami melakukan langkah-langkah sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) jika menemukan sumber api atau mendapat laporan dari masyarakat,” tambah Agus.