SwasembadaKekeringan Melanda Lahan Pertanian Pantura Indramayu

Kekeringan Melanda Lahan Pertanian Pantura Indramayu

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Ketersesiaan pasokan air yang dijanjikan pemerintah melalui  Waduk Jati Gede belum sepenuhnya dinikmati oleh para petani penggarap lahan di wilayah Pantura Indramayu, pasalnya, kawasanlahan tadah hujan itu usai nanam beberapa minggu sangat menghawatirkan, bahkan tak heran jika saat ini lahan pertanian jadi kering.

Pantauan Fokuspantura.com, Jum’at(26/1/2018), lahan sepanjang Jalan By Pass Ibu Tien Suharto tepatnya di wilayah Kecamatan Juntinyuat, Balongan dan Indramayu kondisinya sudah kering, akibat pasokan aliran air dari wilayah sungai Sindupraja, Sukagumiwang tidak berjalan secara normal, menyebabkan beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) dikawasan tersebut tak dapat menampung air dengan baik.

Kondisi Lahan Pertanian Wilayah Desa Gelarmendala Kecamatan Balongan Ketua Kelompok Tani Rambutan Jaya, Wakidi mengungkapkan, tahun 2018 ini yang terparah dibandingkan tahun sebelumnya, pasalnya bulan Januari biasanya curah hujan stabil dan mampu menyediakan cadangan air di sungai Prawiro Darung Desa Rawadalem. Namun faktanya saat ini kondisi petani diwilayah tersebut menjerit akibat lahan yang usai ditanam kering dan tak dapat dipeligara dengan baik.

Dikatakannya, wilayah Kecamatan Balongan meliputi sepuluh desa merupakan kawasan pertanian paling ujung yang dapat memanfaatkan pengairan dari Waduk Rentang melalui Sungai Sindupraja, Saluran Sukder Darung 1 hingga 6 Desa Sudimampir. Namun kondisi saat ini diwilayah sentral pengairan tak berjalan dengan maksimal, apalagi adanya pekerjaan proyek modernisasi dari BBWS-CC menjadi alasan pasukan air tersebut tidak maksimal.

“Kalau misalnya kendala pintu yang ada di Desa Kliwed harus diangkat, harusnya pemerintah memberikan solusi, bukan diam dan menunggu dilaporin saja, jika butuh petani, kami siap,”tuturnya.

Hal yang sama juga, kekeringan melanda  sedikitnya 800 hektare areal tanaman padi yang tersebar di empat desa di Kecamatan Kandanghaur kini mengalami kekeringan. Selain akibat minimnya curah hujan, kondisi itu juga terjadi menyusul adanya kegiatan modernisasi saluran irigasi yang membuat pasokan air jadi terhambat.

Saat ini, kekeringan melanda ratusan hektare areal tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu. Selain di kecamatan tersebut, kesulitan air juga melanda berbagai kecamatan di sekitarnya, seperti Kecamatan Losarang, Kroya, Bongas dan Gabuswetan. 

Ketua kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kecamatan Kandanghaur, Waryono, menyatakan, kekeringan pada areal persawahan di daerahnya hingga kini masih terus terjadi. Petani di wilayah itupun masih menunggu penggelontoran air yang dijanjikan akan dilakukan pada Jumat (26/1).

“Air belum datang, sawah sampai sekarang masih kering,” terang Waryono, kepada waratwan, Jumat (26/1) sore.

Waryono menilai, pengaturan pengairan semestinya dilakukan terlebih dulu untuk desa-desa yang terletak agak ke hulu, yakni Desa Rancahan Kecamatan Gabuswetan dan Desa Manggungan Kecamatan Losarang. Setelah itu, air baru difokuskan untuk wilayah Kecamatan Kandanghaur.

Kodim 0616/Indramayu Siap Kawal Gilir Air

Jajaran Kodim 0616/Indramayu siap mengawal gilir giring pasokan air irigasi yang mengarah pada areal persawahan yang kini mengalami kekeringan. Hingga kini, kekeringan pada areal tanaman padi di Kecamatan Kandanghaur, Kabupaten Indramayu, masih terus berlangsung.

“Pengawalan gilir giring air kita laksanakan di setiap pintu air di sana,” ujar Dandim 0616/Indramayu, Letkol Kav Agung Nur Cahyono, saat ditemui di sela pelantikan pengurus PWI Indramayu, di Pendopo Indramayu, Jumat (26/1).

Tak hanya pengawalan air, tambah Agung, pihaknya juga akan mengajukan permintaan penambahan pasokan air dari BBWS Cimanuk Cisanggarung maupun PJT II Jatiluhur. Dengand demikian, pasokan air ke areal persawahan akan meningkat.

“Kita akan komunikasikan supaya pintu air di sana dibuka lebih lama dari yang sekarang,” tutur Agung.

Agung mengatakan, berdasarkan pantauannya, debit sungai Cimanuk saat ini memang berkurang. Hal itu menyusul tingginya tingkat sedimentasi di berbagai titik lokasi. Dia berharap agar pihak BBWS melakukan upaya pengerukan agar sungai bisa menampung debit yang lebih tinggi.

 Selain itu, Agung pun mengakui, terhambatnya pasokan air di saluran irigasi juga terjadi karena adanya kegiatan normalisasi saluran irigasi yang kini sedang berlangsung. Dia pun meminta pengertian dan kesabaran petani karena tujuan dilakukannya normalisasi itu untuk optimalisasi pengairan kedepannya.

 “Kalau tidak dinormalisasi, hasilnya akan begitu-begitu saja. Normalisasi ini untuk kepentingan pengairan kedepannya, bukan hanya hari ini,” kata Agung.

ads

Baca Juga
Related

Puluhan Kartini Kota Kuda Mendaki Gunung Ciremai

KUNINGAN,(Fokuspantura.com),- Peringatan Hari Kartini yang jatuh pada tanggal 21...

DPD Partai Golkar Jabar Umumkan Kader Potensial Maju Pilkada

PURWAKARTA,(Fokuspantura.com),- Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Jawa...

Abrasi Pantai Lahirkan Wisata Plentong Ujunggebang

Kabupaten Indramayu dengan panjang pantai sekitar 114 km yang...

Pertamina RU VI Balongan Tangkal Covid-19

BALONGAN,(Fokuspantura.com),- Menanggulangi Pandemi corona virus desease (Covid-19) Pertamina berperan...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu