PANGANDARAN,(Fokuspantura.com),- Para petani di Desa Tunggilis, Kecamatan Kalipucang, Kabupaten Pangandaran mengeluhkan kondisi lahan pertanian mereka yang kerap dilanda banjir. Genangan air tersebut mengepung hampir sepanjang tahun, sehingga hasil cocok tanamn padi yang mereka lakukan tak bisa maksimal hasilnya.
Salah seorang tokoh warga, Holis Marwan (53) mengatakan genangan air tersebut telah terjadi sejak berpuluh tahun lalu. Genangan yang melingkupi dua wilayah Kecamatan Padaherang dan Kalipucang di Lakbok Selatan ini, diakibatkan kurang baiknya pengelolaan saluran air yang mengalir dari Sungai Citanduy.
“Penyebabnya karena ada saluran irigasi. Air Sungai Citanduy yang bulak-belok jadi lurus lewat saluran itu. Muara salurannya ada di sini, Muara Patimuan. Jadi kalau lagi musim hujan airnya pasti ke sini semua, enggak ketampung,” kata Holis di Pangandaran, Jumat (8/6/2018).
Menurutnya, terdapat sekitar 250 hektar yang kerap dilanda banjir musiman. Dari tiga kali musim tanam sepanjang tahun, hanya satu musim tanam yang bisa dimanfaatkan secara efektif, yakni pada Mei-Agustus. Kerugian yang ditimbulkan akibat tak bisa ditanaminya sawah di dua musim tersebut mencapai Rp240 miliar. Setiap musim tanam, ratusan hektar sawah ini sanggup memproduksi 240 ton gabah kering.
“Kalau musim kemarau juga kadang-kadang malah kekerimgan. Jadinya maayarakat di sini kebanyakan beralih profesi, jadi apa saja, jadi kuli bangunan di kota-kota. Lahan sawah yang punya potensi ini jadinya enggak dipakai,” katanya.
Mengatasi hal tersebut, imbuh Holis, warga meminta agar pemerintah bisa menyediakan sisten pengaliran air Sungai Citanduy secara lebih terpadu. Sehingga, ujar dia, volume air yang terkandung di sungai tersebut bisa dimanfaatkan saat warga membutuhkan.
Calon Wakil Gubernur Jawa Barat nomor urut satu, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan persoalan tata kelola pengairan yang berada di kawasan Lakbok Selatan ini, harus diselesaikan melalui kewenangan pemerintah di level Pemprov, mengingat masalah yang harus diselesaikan pada saluran air Sungai Citanduy yang menjadi pemicu banjir melintasi dua daerah, yakni Kabupaten Ciamis dan Pangandaran.
Menurut Uu, jika terpilih nanti, ia bakal memperjuangkan keinginan para petani di kawasan genangan seraya mencari jalan kelur teknikal yang lebih spesifik untuk membenahi persoalan pengaliran air ini. Sebabnya, dia jiga punya komitmen untuk mengembalikan kawasan Lakbok sebagai salah satu sentra penghasil padi.
“Persoalan inu sangat membebani dan merugikan bagi petani. Ini harus dicadi solusimya agar mereka semua bisa menikmati hasil jarih payah, hak-hak buruh tani untuk menanan padi. Persoalan di lahan pertanian itu penting dan harus diperhatikan,” kata dia.
Terkait