INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Ratusaj massa yang yang tergabung dalam Aliansi Topi Jerami (ATJ) kembali menggelar aksi unjuk rasa damai di depan kantor Sekretariat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Indramayu, Kamis, 21 Nopember 2024.
Aksi massa diawali dari titik kumpul Tugu Perjuangan. Sembari membawa beragam spanduk dan mobil komando, mereka kemudian bergerak menuju Kantor Bawaslu Indramayu di Jalan Jendral Ahmad Yani, Lemahabang, Kota Mangga.
Dalam aksinya massa membawa beberapa poin tuntutan terkait netralitas Aparatur Sipil Negara (ASN) dan para kepala desa pada Pilkada Indramayu 2024, mengingat praktik netralitas tersebut sudah bukan menjadi rahasia umum dan lebih fulgar dipertontonkan di beberapa kanal media sosial.
Mereka juga menuntut kepada DPRD Indramayu, agar segera turun tangan memanggil Bawaslu terkait semakin brutalnya perilaku pelanggaran ASN.
Massa juga mendesak Pjs Bupati Indramayu harus pro aktif dalam memastikan netralitas ASN.
Kemudian proses hukum oknum wartawan penyebar hoax pernyataan Lucky Hakim.
Massa ATJ mendesak Bawaslu Indramayu agar menjalankan tugas pengawasan yang lebih ketat terhadap dugaan pelanggaran yang terus terjadi tanpa tindak lanjut yang jelas.
Mereka menilai, berbagai pelanggaran yang sudah dilaporkan ke Bawaslu—termasuk penggunaan dana APBD dan Dana Desa (DD) oleh bupati petahana untuk intimidasi terhadap camat dan kepala desa (kuwu)—belum mendapat perhatian serius.
“Sudah berulang kali kami laporkan, tapi tidak ada respons. Kami ingin Bawaslu tidak hanya diam,” seru salah satu orator dalam aksi tersebut.
Kecewa dengan sikap Bawaslu yang dianggap lamban dan tidak becus, para pendemo menuntut adanya sanksi tegas terhadap semua pihak yang terlibat, baik yang terbukti melanggar maupun tidak.
Mereka khawatir jika dibiarkan, praktik curang ini akan merusak proses demokrasi dan menodai integritas Pemilu di Indramayu.
Meski aksi ini berjalan damai, ketegangan sempat terjadi antara pendemo dan aparat kepolisian yang berjaga. Petugas sempat berusaha membubarkan massa, namun situasi akhirnya berhasil dikendalikan.
Sayangnya, kedatangan massa ATJ tidak direspon oleh para komisioner Bawaslu Indramayu. Mereka ogah menemui para pengunjuk rasa, hingga semakin memanaskan situasi.
Meski demikian, para pengunjuk rasa tetap bertahan di lokasi. Berharap Bawaslu segera memberikan penjelasan atau membuka ruang dialog untuk menerima aspirasi mereka.
“Kami sudah lama menunggu, namun tidak ada perwakilan dari Bawaslu yang datang. Ini menunjukkan bahwa mereka tidak serius dalam menangani masalah ini,” kata pendemo.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Bawaslu Indramayu belum memberikan klarifikasi terkait tuntutan yang diajukan oleh para pendemo. (Red/FP).