INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kepemimpinan Bupati Indramayu Nina Agustina, sejak resmi dilantik pada 26 Februari 2021 lalu. Melalui Visi Pembangunan Indramayu Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan Hebat) telah mencanangkan 99 program prioritas lewat Misi Sapta Nata Mulia Jaya yang terangkum dalam 10 program unggulan yakni I-ceta (Indramayu Cepat Tanggap) Le-dig (Lebu Digital) De-kat (Desa Kabeh Terang) Alu-r (Alun Alun Rakyat), Dok-maru (Dokter Masuk Rumah),Pe-ri (Perempuan Berdikari), Kruw-cil (Kredit Usaha Warung Kecil),Bersuling (Berjamaah Subuh Keliling) La-da (Lacak Aset Daerah) dan Ja-Ket (Kejar Paket ABC).
Sepuluh program unggulan tersebut secara resmi dilaunching oleh Bupati Indramayu Nina Agustina dan Wakil Bupati Lucky Hakim, Selasa, 9 Maret 2021 di Pendopo Indramayu.
Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) telah melakukan survei terhadap hasil pelaksanaan 10 Program Unggulan Pemkab Indramayu yang dilakukan pada Agustus 2022 ini. Hasilnya sangat mencengangkan bahwa mayoritas warga tidak tahu 10 program unggulan Pemkab Indramayu yang digencarkan oleh Bupati Indramayu Nina Agustina.
Berdasarkan data yang diperoleh Fokuspantura.com menyebutkan bahwa pertanyaan terbuka yang disampaikan tim survei SMRC kepada 410 responden yakni apakah bapak/ibu itu mengetahui, atau mendengar atau membaca 10 program Pemkab Indramayu ?.
Walhasil, 27 persen responden mengetahui program Kruwcil sementara 73 persen tidak mengetahui. 26 persen mengetahui program Jaket sementara 74 persen tidak mengetahui, 22 persen mengetahui program Dokmaru, sementara 78 persen tidak tahu, 18 persen mengetahui Program Indramayu Cepat Tanggap(Iceta) sementara 82 persen tidak tahu, 18 persen mengetahui program Bersuling dan 82 persen tidak tahu. 17 persen mengetahui Program Alur sementara 83 persen tidak tahu, 14 persen menjawab iya tahu Program Ledig sementara 86 persen tidak tahu. 14 persen menjawab iya tahu Program Dekat sementara 86 persen tidak tahu. 11 persen menjawab iya tahu Program Peri sementara 89 persen tidak tahu serta 8 persen menjawab tahu Program Lada sementara 92 persen menjawab tidak tahu.
Lalu bagaimana koresponden yang sudah mengetahui 10 program unggulan Pemkab Indramayu, SMRC memberikan pertanyaan apakah program tersebut sudah berjalan dengan baik atau belum ? Jawabannya adalah 37 persen Program Kruwcil berjalan baik sementara 51 persen menjawab kurang baik, tidak tahu 12 persen. 46 persen Program Jaket berjalan baik sementara 38 persen menjawab kurang baik dan 16 persen tidak menjawab. 40 persen Program Dokmaru berjalan baik sementara 58 persen menjawab kurang baik dan 2 persen tidak menjawab. 47 persen Program Iceta berjalan baik sementara 39 persen menjawab kurang baik dan 14 persen tidak menjawab. 36 persen Program Bersuling berjalan baik sementara 49 persen menjawab kurang baik dan 15 persen tidak menjawab. 77 persen Program Alur berjalan baik sementara 20 persen menjawab kurang baik dan 3 persen tidak menjawab. 53 persen Program Ledig berjalan baik sementara 41 persen menjawab kurang baik dan 7 persen tidak menjawab. 59 persen Program Dekat berjalan baik sementara 38 persen menjawab kurang baik dan 3 persen tidak menjawab. 37 persen Program Peri berjalan baik sementara 48 persen menjawab kurang baik dan 15 persen tidak menjawab dan 42 persen Program Lada berjalan baik sementara 39 persen menjawab kurang baik dan 18 persen tidak menjawab.
SMRC dalam melakukan survei terhadap 10 Program Unggulan Pemkab Indramayu menggunakan metodologi diantaranya
populasi survei ini adalah seluruh warga negara Indonesia di Kabupaten Indramayu yang punya hak pilih dalam pemilihan umum, yakni mereka yang sudah berumur 17 tahun atau lebih, atau sudah menikah ketika survei dilakukan.
Dalam survei ini ukuran sampel basis sebanyak 410 responden dengan metode multistage random sampling, dan memiliki toleransi kesalahan(margin of error) sebesar ± 5 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Sampel berasal dari seluruh kecamatan di Kabupaten Indramayu yang terdistribusi secara proporsional.
Selanjutnya, responden terpilih diwawancarai lewat tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih, quality control terhadap hasil wawancara dilakukan secara random sebesar 20 persen dari total sampel oleh supervisor dengan kembali mendatangi responden terpilih (spot check) serta quality control tidak ditemukan kesalahan berarti.
Terkait