BANDUNG,(Fokuspantura.com),- Bank Indonesia Provinsi Jawa Barat mencatat inflasi Jawa Barat pada Desember 2017 meningkat dibanding bulan sebelumnya yakni tercatat mencapai 0,56% (mtm), 3,63% (ytd) dan 3,63% (yoy), hal itu disebabkan oleh andil di semua kelompok.
Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Barat, Wiwiek Sisto Widayat mengatakan, sejumlah kelompok yang menjadi pemicu inflasi terutama kelompok bahan makanan, transportasi, komunikasi dan jasa keuangan, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau.
“Komoditas bahan makanan seperti produk holtikultura yang semakin menurun pasokannya di pasaran menjelang akhir tahun ikut mendorong inflasi meningkat,” katanya kepada wartawan.
Menurut Wiwiek, realisasi inflasi Jabar pada bulan ini tercatat berada diatasnya nasional (3,61%,yoy), namun masih dibawah rata-rata historis (2012-2016 “exclude” 2013), yaitu sebesar 4,19% (yoy).
“Berdasarkan disagregasinya, pada bulan Desember inflasi Jabar disumbang oleh ketiga kelompok, yaitu “administered prices, volatile food dan core inflation”,’ ucapnya.
Wiwiek menambahkan, komoditas lainnya juga memberikan tekanan inflasi karena permintaan pada akhir tahun yang meningkat bertepatan dengan Hari Raya Natal dan Tahun Baru serta adanya pemberlakukan kebijakan harga eceran tertinggi masih menyebabkan harga beras medium meningkat.
“Secara keseluruhan tahun, inflasi Jabar pada tahun 2017 masih dalam kisaran target nasional, yaitu 4%,” tuturnya.