INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Berbagai cara politik hitam guna menghentikan langkah Calon Bupati Indramayu, Lucky Hakim, tak semulus yang dibayangkan oleh lawan politik. Pasalnya salah satu Gapura gang RT19/04 Desa Pegagan, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu telah terpasang spanduk bertuliskan “Kami Menolak Kedatangan Lucky Hakim” ternyata hoak dan ditentang oleh masyarakat sekitar.
Informasi yang diperoleh, peristiwa tersebut bermula dari adanya rencana kunjungan silaturahmi Cabup Lucky Hakim yang sengaja diagendakan Kordinator Desa (Kordes) atas permintaan masyarakat sekitar. Namun, diduga agenda kedatangan Ketua DPD Nasdem Indramayu ini diketahui oleh pemerintah setempat, praktek dugaan intimidasi pun tak terelakan hingga pemasangan spanduk menolak kedatangan mantan Wakil Bupati Indramayu ini gosang bak angin lalu.
“Rumah rumah saya, tempat tempat saya dan saya makan minum dari usaha sendiri, kenapa dilarang. Agenda ini hanya silaturahmi dan tidak ngajak ngajak orang lain,” ungkap Kordes Desa Pegagan, Muhib, Rabu, 2 Oktober 2024.
Mendengar adanya tulisan Gapura Tolak Kehadiran Lucky Hakim, Tim dan Kordes bukan malah ketakutan justru memanfaatkan momentum tersebut untuk secepatnya menghadirkan Cabup Lucky Hakim yang berpasangan dengan Mantan Ketua DPD Golkar Indramayu, Syaefudin tersebut segera dilaksanakan.
Walhasil, kehadiran Cabup Lucky Hakim diluar ekspektasi yang tertulis pada Gapura jalan masuk gang Desa Pegagan. Justru kehadiran Cabup tersebut mendapat respon positif, ratusan warga menyambut kedatangan Cabup yang diusung Partai Nasdem, PKS, Partai Hanura, Partai Buruh, PBB, PKN, PPP, dan Gelora ini dengan teriakan salam dua jari.
“Jika ada yang berupaya untuk memutus tali silaturahmi berarti temannya? Setan,” Ujar Cabup Lucky Hakim disambut warga.
Meminjam tulisan Analis Politik Elektoral dan Sosial Keagamaan, Adlan Dai, merilis bahwa Lucky Hakim adalah “Man Of Contradiction”, sosok yang memiliki daya tarik bagi mayoritas pemilih di Indramayu mewakili kesamaan umum di Indonesia di mana motive pilihan politik mereka lebih disetir faktor kesukaan dibanding mencermati aspek kemampuan, intelektualitas dan kapasitas kepemimpinan.
Di titik inilah faktor effect “good looking”, pesona politik Lucky Hakim sulit disaingi tokoh tokoh politik lain yang berpeluang maju dalam pilkada 2024. Makin dikucilkan justru ia makin kuat pesonanya, makin ditekan justru ia menikmatinya.
“Itulah hukum besi rezim elektoral Pilkada lebih bertumpu pada sosok personal calon. Faktor “good looking”, yakni faktor pesona kesukaan pada calon melampaui kesukaan pada partai atau koalisi partai pengusungnya,” ungkap Adlan dirilis Jejakkasustv.com, 31 Maret 2024.(Red/Tim/FP).