Fokus NewsInternasionalIndonesia: Janji Kampanye Israel Langgar Hukum Internasional

Indonesia: Janji Kampanye Israel Langgar Hukum Internasional

JEDDAH,(Fokuspantura.com),- Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) menggelar sidang luar biasa tingkat Menteri dua hari sebelum berlangsungya pemilu di Israel. Upaya itu dilakukan merespon pernyataan PM Netanyahu terkait rencana aneksasi Tepi Barat Palestina.

Dirjen Kerja Sama Multilateral selaku Utusan Khusus Menteri Luar Negeri RI, Febrian A. Ruddyard pada KTM dimaksud menegaskan bahwa “Resolusi DK PBB Nomor 2334 tahun 2016 secara jelas menyatakan bahwa perubahan terhadap garis batas tahun 1967 tidak diakui oleh Dewan Keamanan PBB”.

“Indonesia memandang janji kampanye di Israel terkait aneksasi wilayah Tepi Barat Palestina sebagai tindakan yang tidak mengindahkan hukum internasional, dan bentuk nyata pelanggaran terhadap resolusi-resolusi PBB,” tuturnya pada Sidang Luar Biasa Tingkat Menteri OKI di Jeddah, Minggu,(15/9/2019) kemarin.

Indonesia harapkan OKI dapat menyerukan kepada masyarakat internasional untuk dapat memberikan dukungan kepada Palestina dan tidak mengakui tindakan illegal Israel, serta meminta tindakan Israel tersebut dapat dibahas dalam DK PBB.

Ia menyampaikan rencana aneksasi Israel sangat terkait dengan isu hukum dan kemanusiaan. Proyek pembangunan pemukiman di wilayah Palestina merupakan salah satu kendala terhadap progres negosiasi, serta menyebabkan pelanggaran terhadap hak asasi masyarakat Palestina.

Indonesia meminta OKI dapat mencegah upaya Israel mengubah komposisi demograsi di wilayah Palestina dan menjaga komitmen terkait solusi dua negara dengan dasar garis batas tahun 1967, prinsip self-determination bagi masyarakat Palestina, serta Jerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina.

Pertemuan yang berlasung selama satu hari tersebut, telah dihadiri oleh 8 Menteri dari Negara OKI menghasilkan Komunike bersama yang berisikan kecaman kepada Israel dan dukungan kepada rakyat Palestina.

Seperti diketahui, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dibentuk setelah para pemimpin sejumlah negara Islam mengadakan Konferensi di Rabat, Maroko, pada tanggal 22 – 25 September 1969, dan menyepakati Deklarasi Rabat yang menegaskan keyakinan atas agama Islam, penghormatan pada Piagam PBB dan hak asasi manusia.

Pembentukan OKI semula didorong oleh keprihatinan negara-negara Islam atas berbagai masalah yang diahadapi umat Islam, khususnya setelah unsur Zionis membakar bagian dari Masjid Suci Al-Aqsa pada tanggal 21 Agustus 1969. Pembentukan OKI antara lain ditujukan untuk meningkatkan solidaritas Islam di antara negara anggota, mengoordinasikan kerja sama antarnegara anggota, mendukung perdamaian dan keamanan internasional, serta melindungi tempat-tempat suci Islam dan membantu perjuangan pembentukan negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. OKI saat ini beranggotakan 57 negara Islam atau berpenduduk mayoritas muslim di kawasan Asia dan Afrika.

ads

Baca Juga
Related

Material Rehabilitasi Bendung Cipancuh Tahap ll Disoal Warga

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Proyek  Rehabilitasi  Bendungan Cipancuh (RBC) Tahap ll...

KPK Tetapkan 22 Tersangka Pasca OTT Probolinggo

JAKARTA,(Fokuspantura.com),- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menetapkan 22 orang...

Polres Indramayu Kawal Logistik Surat Suara Menuju Gudang Logistik KPU 

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Polres Indramayu jajaran Polda Jabar memberikan pengawalan terhadap...

Pemdes Ujunggebang Tutup Sementara Obyek Wisata Pantai Plentong

SUKRA, (Fikuspantura.com),- Maraknya informasi tentang penyebaran covid-19 atau yang...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu