INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Pelaksanaan pekerjaan kantong lumpur dan shipon di Pintu Intake Salamdarma Kecamatan Anjatan Kabupaten Indramayu, menuai masalah.
Pasalnya kebijakan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Citarum bersama pihak pelaksana pekerjaan berupa penghentian aliran air mulai tanggal 10 hingga 24 April 2025, sesuai Berita Acara (BA) yang ditanda tangani sejumlah pihak, mengakibatkan puluhan ribu warga yang tinggal di wilayah barat Kabupaten Indramayu atau Indramayu Barat (Inbar) mengalami kesulitan air.
Penutupan aliran air selama 14 hari untuk menyelesaikan pekerjaan tiga kompartemen sambungan kantong lumpur ke eksisting pintu intake Bugis tersebut, berdampak pula pada Perusahaan Daerah Air Minum (Perumdam / PDAM) Tirta Darma Ayu (TDA) yang pengelolaan airnya bersumber dari Bendung Salamdarma tepatnya pada Saluran Sekunder (SS) Bugis – Anjatan dan SS. Kandanghaur.
Akibatnya, kisaran dua puluh ribuan pelanggan PDAM di dua cabang yakni Cabang Patrol dan Kandanghaur mengalami kesulitan air bersih, termasuk warga pengguna air sumur irigasi untuk keperluan MCK di Kecamatan Anjatan, Patrol dan Kecamatan Sukra mengalami hal yang sama.
Sementara, sorotan publik lebih mengarah pada pihak Perumdam yang ramai dibicarakan di media sosial tentang air bersih yang tidak mengalir di tiap pelanggan PDAM Cabang Patrol.
Menyikapi kondisi tersebut, PJs Dirut Perumdam Tirta Darma Ayu, Jojo Sutarjo, didampingi Kepala Cabang Patrol, Deni Hendrias, Kepala Cabang Kandanghaur, Budhi Suprihatin dan Supervisor IPA Salamdarma, Rudi Heryanto, melakukan peninjauan lokasi pekerjaan Intake Salamdarma, guna mendesak pihak pelaksana pekerjaan agar memberi solusi terhadap kelangkaan air Saluran Induk Bugis.
“Hari ini kami melakukan peninjauan langsung guna mengetahui kondisi sebenarnya di Bendungan Salamdarma Anjatan,” ujar PJs. Dirut Perumdam TDA, Jojo Sutarjo, kepada fokuspantura.com, Minggu, 13 April 2025.
Dikatakannya, ada tumpukan sedimen sepanjang kisaran 100 meter menjadi faktor penyebab tersumbatnya saluran alternatif pada pekerjaan Intake Salamdarma tersebut, karena itu pihaknya mendesak kepada pelaksana pekerjaan agar segera menurunkan tambahan alat berat guna dilakukan pengangkatan sedimen secepatnya, mengingat kebutuhan air bersih bagi warga atau pelanggan PDAM harus terpenuhi.
Sedangkan, kebutuhan air baku yang dikelolah IPA Salamdarma kisaran 120-150 liter perdetik dan untuk Kandanghaur 80 liter perdetik, sementara untuk saat ini air baku yang bisa dikelolah hanya kisaran 40 liter perdetik, itupun sisaan air baku yang ada di saluran irigasi Salamdarma tersebut.
“Sembari menunggu pekerjaan pengangkatan sedimen, air baku yang di Bendung Salamdarma kami pompa dan alhamdulillah dapat mengelola 115 liter perdetik, mudah-mudahan dengan penambahan pompa kebutuhan 150 liter perdetik untuk IPA Salamdarma dapat terpenuhi,” terangnya.
Jojo juga mengatakan, untuk pemenuhan kebutuhan air di wilayah Gabuswetan dn Kandanghaur, memanfaatkan air baku di pintu BK.10 SS Kandanghaur, dimana terdapat Saluran Pembuang (SP) Cilalanang yang didorong dengan pompanisasi.
“Untuk wilayah Gabuswetan dan Kandanghaur kami manfaatkan air baku di BK.10 SS.Kandanghaur dan SP. Cilalanang,” pungkasnya. (RC/Red/FP).