NASI sudah menjadi bubur, begitu pepatah mengatakan, penyesalan pun tak berkesudahan hingga berlinang air mata tak terelakan saat DRH(50) ibu kandung Carudin(32) melihat dengan jelas foto dan gambar – gambar putranya bersimbah darah yang ditunjukan Kapolres Indramayu sebagai barang bukti pembunuhan yang direncanakan ibu terhadap anak kandung sendiri di Mapolres Indramayu, Jumat (27/9/2019).
Carudin ditemukan tak bernyawa di kawasan hutan lindung Gunung Kalong, Desa Cikawung, Kecamatan Terisi, Kabupaten Indramayu pada Selasa (27/8/2019)sebulan yang lalu. Ia ditemukan warga sekitar dengan kondisi sangat mengenaskan. Wajahnya berlumur darah, diduga bekas hantaman benda tumpul. Bahkan penemuan mayat tanpa identitas tersebut menggeparkan masyarakat sekitar. Selang sehari kemudian, Satuan Reserse Kriminal Polres Indramayu melakukan penyelidikan.
Polisi berhasil mengungkap kasus tersebut dan menemukam fakta mengejutkan. Pembunuh Carudin ternyata ibu kandungnya sendiri. DRH tega menghabisi anak lelaki semata wayangnya itu tanpa ampun.
Saat Konferensi Pers di Mapolres Indramayu, Jum’at(27/9/2019), ibu kandung korban, DRH menyesal dan mengakui perbuatannya. Mata DRH tak berkedip saat diperlihatkan foto anaknya yang sudah menjadi mayat. Pada awalnya tak ada reaksi apapun. Namun tampaknya ia memaksakan diri untuk menitikkan air mata bagi putranya yang sudah ia bunuh.
“Saya menyesal sudah bunuh anak saya,” ungkap DRH dihadapan Kapolres AKBP Yoris MY Marzuki.

Dalam aksi kejahatannya, ia tak menggunakan tangannya sendiri untuk membunuh anak semata wayang. DRH menyewa lima orang pembunuh bayaran untuk melancarkan aksinya. Rencana yang disusun yakni menyuruh para eksekutor untuk berpura-pura menjadi dukun yang hendak mengobati Carudin. Disusunlah rencana bahwa eksekusi akan dilakukan di sebuah hutan. Salah seorang eksekutor yakni WRSN (55) bertindak sebagai dukun abal-abal dengan upah Rp 1,5 juta.
“Anak saya mau disembuhkan karena kelakuannya yang membuat pusing saya,” ungkap ibu korban sekaligus otak pelaku pembunuhan.
DRH berdalih, dirinya perlu menghilangkan nyawa Carudin karena ia kerap diancam dibunuh oleh anaknya itu. DRH juga kerap diminta bagian warisan dan uang.Tak hanya persoalan itu saja yang membuat DRH gelap mata. Carudin menuturkan pengakuan yang membuat DRH sangat terpukul.
Baca Juga : http://fokuspantura.com/kriminal/2956-polisi-berhasil-ringkus-otak-pembunuhan-warga-cibereng#.XY3M51A38AE.
“Anak saya mengaku suka lelaki. Katanya enggak bisa kalau kawin sama perempuan. Padahal anak saya sudah empat kali kawin cerai dan punya dua anak,” tutur pelaku.
Dalam penuturannya, sebelum anaknya dihabisi oleh pembunuh suruhannya, malam kejadian saat Carudin melintas di tengah hutan dengan menggunakan mobil sedan hitam dicegat pelaku lainnya dengan menggunakan dua sepeda motor. Di sanalah para pelaku mengeksekusi Carudin dengan keji. Setelah rampung melancarkan aksinya, pelaku kemudian menghubungi DRH untuk meminta bayaran Rp 20 juta yang telah dijanjikan sebelumnya.

Sementara itu, informasi yang berkembang dilapangan, ada dugaan otak pelaku pembunuhan itu sudah memiliki niat jahat untuk menguasai seluruh harta kekayaan mantan suami dan anak semata wayangnya, karena dari harta peninggalan pusaka yang lumayan besar hingga puluhan hektar sawah itu, pelaku sudah mengkalkulasi jika operasi senyap tak terendus oleh polisi ia bersama sosok pembisik akan kaya raya dengan membunuh ahli waris yang juga anak kandungnya sendiri.
Nampaknya rencana kotor yang sudah disusun bersama pembisik kala itu, tak memuluskan impian besar dan pada ahirnya kejahatan terstruktur dapat terungkap oleh jajaran Reskrim Polres Indramayu.
Kapolres Indramayu Yoris Marzuki mengatakan, dua eksekutor yakni WRSN (55) dan WRD (27) sudah diamankan oleh polisi. Pelaku lainnya masih dalam pengejaran kepolisian.
“Pelaku DPO yakni PJ (17), BJ (16), dan IG (30),” kata Yoris.
Ia mengatakann, pengungkapan kasus berawal saat polisi mengendus mobil milik korban yang dititipkan di salah satu saksi, hingga dapat membongkar otak pelaku pembunuhan yang merupakan ibu kandungnya sendiri. Akibat tindakan kejinya, para pelaku terancam hukuman penjara seumur hidup.
Polisi pun akan terus memburu para tersangka yang masih kabur melarikan diri termasuk siapa pembisik ibu kandung untuk merencanakan pembunuhan berencana.
“Tiga pelaku kini sudah diamankan di Polres Indramayu,” tuturnya.