SUKRA, (Fokuspantura.com),- Hasil lelang sewa lahan eks pengangonan atau tanah pangonan, tidak sesuai target APBDes. Pasalnya proses lelang yang digelar secara terbuka di Aula Kantor Desa Sukra dan Sukra Wetan Kecamatan Sukra, Rabu (15/7/2020), pasalnya untuk lahan masing – masing dengan luasan 24 hektar Musim Tanam (MT) 2021 mengalami penurunan hingga mencapai 8,3 persen.
Camat Sukra, Achmad Mansyur, mengatakan, hasil sewa lahan eks pangonan merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Desa (PADes) yang pengalokasiannya terangkum dalam APBDes, dimana nilai anggaran tersebut mengacu pada hasil lelang sewa tahun sebelumnya.
Akan tetapi, lanjut Mansyur, pada proses lelang sewa lahan eks pangonan tahun ini baik Desa Sukra maupun Sukra Wetan kedua – duanya mengalami penurunan sekitar 8,3 dan 8 persen, dengan begitu nilai lelang tersebut bisa dikatakan tidak mencapai target perolehan PADes karena secara otomatis akan berdampak pula pada penurunan alokasi program APBDes yang diperuntukan bagi pembangunan desa.
“Pada lelang tahun ini hanya mencapai nilai 330 juta sedangkan nilai lelang tahun lalu mencapai angka 360 juta, sementara untuk Desa Sukra Wetan pada tahun lalu mencapai 400 juta pada tahun ini turun menjadi 350 juta, dengan begitu secara otomatis PADes mengalami penurunan, mengingat nilai lelang sewa eks pangonan tersebut jauh lebih rendah dari tahun sebelumnya,” terangnya.
Kepala Desa Sukra, Damhuri, mengatakan, hasil lelang yang ditetapkan oleh panitia berdasarkan kemampuan peserta lelang dan jika hasilnya terjadi penurunan maka pihak pemdes akan melakukan penyesuaian penyelenggaraan program pembangunan yang nantinya akan tertuang dalam APBDes perubahan karena pada draf APBDes pokok tahun 2020 orientasi pembangunan yang bersumber dari nilai lelang sewa besarannya mengacu pada nilai hasil lelang tahun sebelumnya.
“Nilai lelang tersebut murni keputusan peserta lelang yang kemudian ditetapkan oleh panitia, adapun penyelanggaraan pembangunan akan disesuaikan dengan besaran anggaran yang diperoleh desa dan salah satu sumbernya adalah dana hasil lelang tanah pangonan, yang akan kami tuangkan dalam APBDes perubahan,” ujarnya.
Terpisah, salah satu peserta lelang Desa Sukra Wetan, H. Narita, mengungkapkan, turunnya nilai lelang yang diajukan oleh masing-masing peserta disesesuaikan dengan kondisi pertanian saat ini, dimana para petani tengah mengalami penurunan pendapatan secara signifikan yang dipengaruhi beberapa faktor seperti kesulitan air di musim gadu, serangan hama dan berbagai penyakit tanaman yang berdampak pada peningkatan biaya produksi serta penurunan hasil pertanian.
“Nilai lelang erat kaitannya dengan pendapatan petani, untuk saat ini tidak jarang petani yang mengalami kerugian, sehingga sangat berpengaruh pada nilai lelang sewa tanah pangonan,” ungkapnya.