SUKRA, (Fokuspantura.com),- Lelang sewa tanah eks pengonan Desa Bogor, Kecamatan Sukra, untuk Musim Tanam (MT) 2018/2019 mengalami kenaikan, jika pada MT sebelumnya hanya bisa menyerap angka Rp30,5 juta, untuk tahun ini menjadi Rp32 juta atau naik 0,5 persen. Proses lelang lahan eks pangonan berlangsung secara tertib di Aula Kantor Desa Bogor, Rabu (25/7/2018) kemarin.
Pantauan dilapangan, hasil lelang untuk lahan seluas 32 hektar tersebut, jauh lebih rendah dari sewa garapan lahan sawah secara umum yang biasa dilakukan masyarakat setempat.
Camat Sukra, Rory Firmansyah, ketika dikonfirmasi, mengatakan, proses lelang sewa tahun ini mengacu pada Perda Nomor 12 tahun 2017, tentang pengelolahan tanah rawa dan tanah ex pengangonan, proses lelang dilakukan oleh desa dan kemudian hasil lelang tersebut sepenuhnya untuk kepentingan desa yang bersangkutan.
“Hasil lelang 100 persen diserahkan kepada Pemdes setempat untuk kepentingan pembangunan dan pemerintahan desa,” ujarnya.
Sementara, Kepala Desa Bogor, Eny Suprapti, mengatakan, jika dibandingkan dengan harga sewa lahan secara umun, untuk lelang tanah pangonan memang jauh lebih rendah, ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada masyarakat Desa Bogor agar bisa menggarap lahan dengan sewa rendah.
“Kami ingin agar masyarakat Desa Bogor bisa menggarap lahan dengan biaya sewa lebih rendah dibandingkan dengan sewa tanah milik,” terangnya.
Terpisah, pemenang lelang sewa tanah ex pengangonan Desa Bogor, Harnidjah, mengaku, nilai lelang yang diajukan kepada panitia sebesar 32 juta atau naik 2 juta dari tahun sebelumnya, kemudian panitia menetapkannya sebagai pemenang lelang, yang kemudian pada pelaksanaan garapan akan ditempuh melalui proses sewa dengan luasan disesuaikan dengan kemampuan masing-masing penggarap.
“Lahan pengonan ini akan diprioritaskan untuk masyarakat Desa Bogor selaku penggarap, dengan nilai sewa kami tekan lebih murah dari sewa lahan secara umum,” ungkapnya.
