SUMBER,(Fokuspantura.com),- Harga garam di Kabupaten Cirebon menembus angka Rp 8 ribu per kilogram. Kenaikan ini berlangsung sejak beberapa bulan terakhir.
Meroketnya harga garam dikeluhkan banyak kalangan masyarakat. Pasalnya, garam merupakan kebutuhan pokok sehingga setiap hari dari tingkat rumah tangga hingga perusahaan besar membutuhkan produk yang satu ini.
Harga yang tidak normal ini membuat sebagian pengusaha kecil mengurangi stok pemakaian garam. Karena, biaya produksi akan membengkak. Meski para pengusaha kecil ini tahu bahwa akan mengurangi kualitas produk mereka namun bila dipaksakan tetap akan merugi.
Biasanya harga garam normal antara kisaran Rp 1.500,00 per kilogram. Namun, saat ini harga garam mencapai delapan ribu rupiah per kilogram. Jelas ada kenaikan empat kali lipat lebih dari harga normal.
“Saya sehari bisa menghabiskan dua kuintal lebih garam. Kalau harganya jadi mahal seperti ini ya jelas biaya produksi akan bertambah. Jadi saya kurangi pemakaian garam. Meski resikonya akan mengurangi kualitas dagangan saya,” jelas Jahid, salah satu konsumen garam, Senin (17/7).
Dari tingkat petani garam sudah terjadi kenaikan. Hal ini disebabkan karena kurangnya produksi garam akibat cuaca buruk yang terjadi beberapa bulan terakhir. Sehingga para petani garam tidak bisa memproduksi garam dalam jumlah besar.
Muhammad Jazuli, salah satu petani garam asal Desa Rawa Urip Kecamatan Kanci Kabupaten Cirebon mengatakan, curah hujan yang tinggi membuat tambak sering tergenang air. Ini berakibat pada hasil garam yang digarap petani. Biasanya dalam satu tambak kecil mampu menghasilkan rata-rata 3 kuintal, sekarang hanya mampu menghasilkan antara 1 hingga 1,4 kuintal garam.
“Sekarang di petani saja harga garam sudah tiga ribu lebih per kilogram. Paling di pengumpul sudah lima ribu. Jadi wajar saja bila sampai di tangan konsumen bisa delapan ribu per kilogram. Karena sekarang kami petani garam lagi sulit mendapatkan garam di tambak.” Jelas Jazuli.
Masyarakat masih berharap harga garam akan kembali normal. Karena, bila keadaan ini berlangsung lama maka akan berpengaruh juga pada perkembangan pertumbuhan ekonomi daerah. Terutama para pengusaha kecil dan industri rumahan. (Ibrahim)