INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Melambungnya harga gabah di tingkat petani dalam sepekan ini menyusul berakhirnya musim panen gadu di wilayah Kabupaten Indramayu, mampu menutup kerugian petani akibat serangan wereng.
Sejumlah sentra padi menunjukan , harga gabah kering giling (GKG) di tingkat petani telah menembus Rp 5.800 – Rp 6.000 per kg. Harga itu melonjak dari harga sebulan yang lalu Rp 5.000 per kg. Sementara untuk harga kering panen (GKP), saat ini mencapai Rp 4.500 – Rp 4.800 per kg. Sebulan lalu, harga GKP di tingkat petani hanya di kisaran Rp 4.500 per kg. Harga gabah di tingkat petani tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan harga pembelian pemerintah (HPP). Untuk GKP, HPP-nya hanya Rp 3.700 per kg. Sedangkan HPP GKG sebesar Rp 4.600 per kg di tingkat penggilingan dan Rp 4.650 per kg di gudang Bulog.
Perihal itu dibenarkan Wakil Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Indramayu, H. Sutatang. Menurut Tatang, harga gabah tinggi karena panen telah selesai. Bahkan dengan berakhirnya masa panen membuat produksi gabah menjadi berkurang. Kondisi ini menyebabkan harga gabah menjadi naik. Meski demikian, para tengkulak tetap berani membelinya.
“Tingginya harga gabah disebabkan berkurangnya produksi padi milik petani akibat serangan hama wereng dan hama kerdil hampa atau klowor. Kenaikan harga ini bertujuan agar para petani bisa mengurangi kerugian akibat menurunnya produksi, ” kata dia,Selasa (5/9/2017).
Mrnurutnya, meski harga gabah saat ini tinggi, namun sejumlah petani tetap memilih menyimpan sebagian gabahnya. Hal ini digunakan sebagai tabungan untuk modal musim tanam rendeng (penghujan) yang akan datang. Dia memperkirakjan untuk masa pengolahan lahan musim tanam rendeng akan terjadi mulai Oktober mendatang.
Sementara salah seorang petani di Kecamatan Jatibarang, Adi, mengaku, harga gabah yang mencapai Rp 6.000 per kg sangatlah tinggi. Namun keuntungan tersebut tidak terlalu tinggi. Karena hasil panen menurun sampai 50 persen terserang hama klowor. “Sebagian hasil panen saya jual dan sebagian lagi saya simpan karena sudah mendekati musim tanam rendeng, ” katanya. (Siswo Prayitno)
Terkait