SwasembadaFokus PasaranHarga Beras Dipasaran Terus Menurun

Harga Beras Dipasaran Terus Menurun

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kondisi harga beras di pasaran terus mengalami penurunan, seiring masa panen raya yang berlangsung serentak di berbagai kecamatan di wilayah Indramayu sejak Februari lalu. Kondisi tersebut menyebabkan harga gabah petani berpengaruh ditambah ketentuan penetapan harga gabah kering pemerintah fulkuatif.
 
Kepala Subuh Divre Bulog Indramayu, Asep Bukhori membenarkan jika kondisi harga baik gabah maupun beras di pasaran selalu mengalami perubahan dalam setiap minggu hingga empat hari. Kondisi itu dipastikan berdampak pada harga pasaran terutama harga gabah dan menyebabkan harga beras dipasaran terus menurun serta tak stabil.
 
“Upaya kami adalah melakukan info cepat kepada mitra bulog atas kondisi harga dari pemerintah pusat,” ujarnya belum lama ini di ruangannya.
 
Ditambahkannya, kehadiran Rumah Pangan Kita (RPK) yang sudah tersebar di seluruh kecamatan akan terus di tingkatkan perannya ditengah-tengah masyarakat sebagai stabilitas harga pangan.
 
“Kendati demikian, kami akan terus lakukan sosialisasi tentang RPK, karena stok barang beras dan kebutuhan masyarakat tidak akan turun atau naik secara drastis,” tuturnya.
 
Sementara itu, berdasarkan pantauan dilapangan  Rabu,(10/4/2018), harga beras saat ini mencapai Rp 240 ribu per karung (kapasitas 25 kg). Harga itu menurun drastis dari yang sebelumnya mencapai Rp 300 ribu per karung.
 
Selain itu, adapula beras yang kualitasnya lebih bagus yang harganya Rp 11.500 per kg. Harga itupun sudah menurun dibandingkan sebelumnya yang mencapai Rp 12 ribu per kg.
 
‘’Harga beras turunnya memang cepat. Itupun masih belum stabil, masih bisa turun lagi,’’ ujar seorang pedagang beras, Haji Jana.
 
Jana mengatakan, penurunan harga beras secara cepat itu disebabkan sedang berlangsungnya masa panen raya di berbagai daerah. Hal tersebut membuat pasokan gabah dari petani cukup berlimpah.
 
Namun, lanjut Jana, penurunan harga beras secara cepat itu berlaku untuk beras yang dihasilkan dari panen rendeng 2017/2018 yang sekarang sedang berlangsung. Sedangkan beras yang dihasilkan dari musim gadu 2017, saat ini tetap stabil.
 
Jana menyebutkan, harga beras dari musim gadu atau yang dikenal dengan istilah beras sadon saat ini mencapai Rp 305 ribu per karung (kapasitas 25 kg). Jika dijual eceran, harganya di kisaran Rp 13 ribu per kg.
 
Menurut Jana, harga beras sadon memang lebih mahal karena kadar airnya yang lebih kering dibandingkan beras hasil panen rendeng (dikenal dengan istilah beras anyar). Karenanya, jika dimasak, maka beras sadon akan menghasilkan nasi yang lebih empuk.
 
Sedangkan beras anyar, saat dimasak akan menghasilkan nasi yang lebih benyek (lembek). Pasalnya, kadar air dalam beras anyar lebih tinggi.
 
’Masyarakat juga sebenarnya lebih suka beras sadon dibandingkan beras anyar,’’ tutur Jana.
 
Salah seorang pedagang beras keliling, Ratna, mengakui cepatnya penurunan harga beras anyar. Karena itu, dirinya pun tak berani menyetok beras dalam jumlah banyak.
 
’Saya paling hanya menyediakan beras untuk pelanggan yang pasti beli saja, tidak berani nyetok banyak karena harganya belum stabil,’’ terang Ratna.
 
Ratna pun mengakui, meski masyarakat senang dengan harga beras yang sudah turun, namun sebenarnya mereka lebih menyukai beras sadon. Pasalnya, beras sadon menghasilkan nasi yang lebih enak dibandingkan nasi dari beras anyar.
ads

Baca Juga
Related

LSM Lodra Desak Kapolres Indramayu Tuntaskan Perkara Korupsi

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kasus penyidikan dugaan pengadaan masker bersumber dari dana Refocusing...

Biosolar B30 Diluncurkan Perdana Awal Tahun 2020

INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Mengawali tahun 2020, PT Pertamina (Persero) Integrated Terminal...

Beredar Potongan Program PIP Rp150 Ribu di Indramayu

KEDOKAN BUNDER, (Fokuspantura.com),- Program Presiden Joko Widodo untuk membantu...

Bisnis Hewan Kurban Banjir Pembeli

MAJALENGKA,(Fokuspantura.com),-  Sekitar satu bulan menjelang hari raya Idul Adha...
- Advertisement -

FokusUpdate

Popular

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu