JAKARTA,(Fokuspantura.com),- Ketua DPP Partai Hanura, Dadang Rusdiana optimis jika konflik yang mendera internal partai akan kembali pulih seperti semula, kendati beberapa bulan kebelakang menyebabkan Partai Hanura sebagai salah satu partai besar tidak produktif secara kerja eksternal partai, bahkan menguras banyak energi jelang agenda politik nasional dan regional.
“Konflik internal yang dialami partai saat ini dikarenakan kepemimpinan OSO sudah jauh keluar dari prinsip prinsip hanura sebagai partai politik yang santun, bersih dan mengedepankan hati nurani,” tutur Anggota DPR RI Komisi X DPR RI dalam pesan whatsapp yang diterima Fokuspantura.com, Senin(22/1/2018).
Menurutnya, selama Partai Hanura dipimpin OSO, telah terjadi pelanggaran AD/ART , fakta integritas maupun kekisruhan Pilkada karena politik transaksional yang jelas merusak citra dan demokrasi.
Ia mengakui, jika terpecahnya pimpinan pusat partai akan menimbulkan kebingungan bagi para kader partai di daerah-daerah, khususnya di Jawa Barat.
“Sesungguhnya basis arus bawah hanura di Jawa Barat itu mendukung penuh adanya perubahan kepemimpinan di pengurus pusat (ketua daryatmo dan sekjen saripudin sudding),“ tuturnya.
Ia berharap, segera ada jalan keluar dalam menyelesaikan konflik internal ini, tentunya sesuai mekanisme AD/ART partai, maka di harapkan Dewan Pembina Partai segera menyelesaikan konflik ini dengan bijak dan adil.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Pusat Studi Politik dan Keamanan (PSPK) Universitas Padjajaran, Nanang Suryana memandang bahwa konflik internal yang dialami Partai Hanura dipicu oleh kerentanan sistem internal partai sendiri, terlebih sejak pindah alih kepemimpinan dari Menko Polhukam, Wiranto ke OSO, hanura relatif tidak memiliki simbol pemersatu, sehingga disaat terjadi gejolak antar fraksi didalamnya, masing masing kelompok berusaha mengklaim sebagai pihak yang memiliki partai hanura.
Ia menambahkan, bahwa dalam menghadapi momen politik, yang dicari dari setiap parpol adalah dua, pertama kemenangan dan posisioning kedepan, melihat keberpihakan hanura dalam koalisi Ridwan Kamil- Uu di Jawa Barat sejatinya adalah pilihan tepat, mengingat sampai hari ini elektabilitas RK masih unggul di banding kandidat lain.
“Jangan sampai konflik ini akan jauh lebih menguras energi partai dan habis sendiri dibanding melakukan kerja- kerja politik dalam memenangkan kandidat,” tandasnya.