KANDANGHAUR, (Fokuspantura.com),- Ditengah pandemi covid-19, warga Desa Eretan Wetan dan Eretan Kulon serta Kertawinangun Kecamatan Kandanghaur, dirundung kesedihan. Pasalnya pemukiman yang mereka miliki terendam air pasang (rob), akibatnya selain kesulitan tempat beristirahat, warga juga mengalami kelangkaan air bersih dan makanan termasuk gangguan pemenuhan kebutuhan sehari – hari.
Keterangan yang dihimpun Fokuspantura.com menyebutkan, jumlah pemukiman warga yang terendam kisaran 2.750 rumah, termasuk lahan tambak sekitar 100 hektar dan luas tambak garam yang juga terendam sekitar 30 hektar, serta 200 meter tanggul penahan ombak rusak. Dari penelusuran dilapangan, rob terjadi dua kali dalam sehari, saat pagi hari berupa rob kecil sebatas menggenangi pelataran rumah warga, kemudian sore harinya sekitar pukul 16.00 wib mulai naik kembali hingga menggenangi pemukiman dan mulai surut sekitr pukul 21.00 wib hingga tuntas kembali dini hari, peristiwa tersebut sudah 6 hari berjalan dan dimungkinkan masih berlangsung beberapa hari kedepan.
Sementara itu, guna membantu kebutuhan pangan dilakukan oleh relawan lokal yang terdiri dari remaja dan pemuda setempat dengan membuka dapur umum sederhana dibantu unsur PKK dam petugas puskesmas Kertawinangun, adapun suport bahan pokok bersumber dari bantuan Pemdes, Muspika serta para donatur.
Ironisnya BPBD Kabupaten Indramayu, dinilai lamban ambil sikap, karena baik dalam hal akurasi data yang tidak maksimal, hal itu terbuti dari data yang disampaikan pihak BPBD, pemukiman terendam jauh lebih kecil dari fakta, dari tiga desa yakni Kertawinangun, Eretan Kulon dan Eretan Wetan, hanya terdapat kurang lebih 1.000 rumah dan beberapa tempat ibadah terendam, 50 KK blok Pangpang l diungsikan di Kantor Desa setempat, termasuk minimnya bantuan kebutuhan pangan bagi warga karena hingga kemarin malam masih belum tersedianya dapur umum BPBD.
“Sepanjang pantai Indramayu mengalami banjir rob dan yang terparah Desa Kertawinangun, Eretan Kulon dan Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur, kurang lebih 1.000 rumah dan sarana ibadah terendam dan 50 KK blok Pangpang l diungsikan ke Kantor Desa dan saat ini sedang dilakukan assessment,” ujar Plt Kalak BPBD Kabupaten Indramayu, Dodi, melalui pesan Whatapps, Kamis (4/5/2020) malam.
Terpisah, salah satu warga Kecamatan Kandanghaur, Maulidan Ahmad, Jum’at (5/5/2020) malam, mengecam keras sikap pemerintah. baik daerah, propinsi maupun pusat yang dinilai lamban mengambil tindakan terhadap musibah yang dialami warga Desa Eretan, termasuk pihak BPBD Indramayu yang kurang respon terhadap kondisi warga. Pasalnya permasalahan banjir rob merupakan masalah yang didera warga Eretan Wetan adalah musibah rutin tiap bulan dan pihak Pemdes dengan keterbatasan anggaran tidak mungkin mampu menaggulangi permasalahan tersebut. Dan yang terjadi saat ini adalah yang paling parah hingga hampir 3.000 rumah terendam berikut ratusan tambak ikan dan tambak garam serta mengakibatkan kerusakan material baik pemukiman dan alat kelengkapan rumah tangga dengan taksiran kerugiab mencapai milyaran rupiah.
“Banjir sudah menjadi musibah rutin warga Eretan Wetan dan yang terjadi kali ini adalah yang terparah, akan tetapi BPBD lamban mengambil sikap, hingga pemenuhan kebutuhan panganpun dilakukan oleh relawan lokal,” terangnya.
Dikatakannya pula, jika permasalahan banjir rob tidak segera disolusikan tidak menutup kemungkinan warga akan mengambil langkah proteasdengan menduduki jalan raya pentura sebagai areal pengungsian.
“Kapan pemerintah akan menanggulangi permasalahan banjir rob di desa kami, apa menunggu warga menduduki jalan raya pantura agar bisa diperhatikan,” tandasnya.
Terkait