banner 728x250

Dukung Swasembada Pangan Nasional, Wabup Syaefudin Pastikan Petani Tidak Lagi Kesulitan Pupuk 

banner 120x600

INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Pemerintah melalui Kementerian Pertanian melaksanakan Gerakan Tanam Padi Serentak (GTPS) di 14 provinsi sentra produksi padi utama sebagai bagian dari percepatan program swasembada pangan nasional. Untuk Kabupaten Indramayu, kegiatan ini dipusatkan di Desa Tanjungkerta, Kecamatan Kroya, pada Rabu, 23 April 2025 dan diikuti secara daring oleh kepala daerah dari wilayah masing-masing.

Langkah ini menjadi bentuk komitmen Kabinet Merah Putih dalam memperkuat ketahanan pangan dan merespons ancaman krisis pangan global akibat perubahan iklim dan ketidakpastian rantai pasok dunia.

Wakil Bupati Indramayu, H. Saefudin, mengapresiasi sinergi antara pemerintah daerah dan para petani, untuk kedepannya Pemkab Indramayu pastikan petani tidak lagi direpotkan dengan permasalahan pupuk dan ketersediaan air baku.

“Alhamdulillah, berkat bimbingan camat dan kuwu, petani kita terus terjaga. Seyogyanya, para petani berharap tidak direpotkan oleh persoalan ketersediaan air, pupuk, dan harga gabah yang stabil,” ujarnya.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Yudi Sastro, menegaskan kontribusi penting Jawa Barat dalam mendukung ketahanan pangan hingga masuk katagori tiga besar nasional.

“Jawa Barat termasuk dalam tiga besar penyumbang swasembada pangan nasional, bahkan berpotensi masuk dua besar,” katanya.

Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Indramayu, Sugeng Haryanto, mengungkapkan, capaian serapan gabah oleh Bulog terus berjalan dan telah melampaui target.

“Target Bulog untuk serapan gabah sebesar 66 ribu ton, dan saat ini sudah mencapai 134 persen atau sekitar 86 ribu ton. Namun, untuk target beras sebesar 77 ribu ton, yang terserap baru sekitar 3 hingga 4 ribu ton,” jelasnya.

Ia menambahkan, meskipun target gabah telah terlampaui, pemerintah akan terus mendorong Bulog untuk menyerap hasil panen hingga masa panen selesai. Hal ini dilakukan untuk menjaga agar harga gabah tidak jatuh di bawah Rp. 6.500 per kilogram, demi melindungi pendapatan petani.

“Harga gabah bulog senilai Rp. 6.500 perkilogram,” ungkapnya.

Gerakan ini juga menjadi upaya strategis untuk memaksimalkan musim tanam April–September, menjaga produktivitas lahan, dan mempercepat distribusi benih serta pupuk bersubsidi ke wilayah-wilayah sentra.

Indramayu dipilih sebagai lokasi pusat karena memiliki luas lahan sawah terbesar di Pulau Jawa, sekaligus menunjukkan peran krusialnya dalam mendukung produksi beras nasional. Diharapkan, gerakan serentak ini dapat menjadi pemantik semangat petani di seluruh daerah untuk terus meningkatkan produksi secara berkelanjutan.

Pemerintah optimistis langkah kolaboratif ini akan memperkuat kemandirian pangan dan mengurangi ketergantungan pada impor, sejalan dengan target swasembada beras nasional yang berkelanjutan. (Red/FP).

Mau copas berita, silahkan izin dulu
Mau copas berita, silahkan izin dulu