INDRAMAYU, (Fokuspantura.com),- Optimalisasi suply air baku bagi lahan pertanian di wilayah kerjanya, dua pimpinan kecamatan di wilayah barat Kabupaten Indramayu (Inbar) yakni Camat Sukra dan Camat Anjatan, kawal distribusi air baku Saluran Selunder (SS) Sukra / SU, dari titi hulu Bendung Salamdarma hingga zona hilir Desa Ujunggebang Kecamatan Sukra, Rabu, 20 September 2023.
Metode pengawalan air baku dengan memonitor titik pembagi di pintu/bangunan pembagi yakni BSU 1 hingga 11, selain melibatkan perangkat desa juga turut serta unsur TNI Koramil 1614/Anjatan, dimaksudkan untuk membangun komunikasi antar desa tentang bagi gilir air sehingga meminimalisir terjadinya konflik dilapangan terkait pembagian air.
“Saat ini kami kembali melakukan monitoring gilir bagi SS.Sukra mengingat lahan pertanian masih membutuhkan air,” ujar Camat Anjatan, Rory Firmansyah, disela kegiatan monitoring di BSU.4 Desa Cilandak.
Rory juga mengatakan, dari luas hamparan yang ada di wilayah Kecamatan Anjatan masih ada sebagaian kecil yang baru melakukan tanam, sementara yang lainnya sudah fase padi buting dan menjelang panen, hal itu terjadi akibat distribusi air yang kurang maksimal dimana ketersediaan air yang ada sebagian besar terserap di wilayah hulu, sementara wilayah Kecamatan Anjatan meski dekat dengan Bendung Salamdarma akan tetapi terkait distribusi air baku tidak termasuk zona l melainkan zona ll, lll dan lV.
“Bendung Salamdarma meski berada di Kecamatan Anjatan, akan tetapi untuk lahan pertaniannya tidak termasuk zona l,” ungkapnya.
Sementara, Plt. Camat Sukra, Mohamad Mulya Setiawan, mengungkapkan, posisi Kecamatan Sukra yang berada di wilayah hilir jalur distribusi air baku, kerap mengalami kesulitan air di musim tanam gadu, karena itu pihaknya melakukan pengawalan gilir air agar suply air baku ke lahan pertanian dapat lebih optimal, adapun luasan lahan yang ada di wilayah kerjanya s bagian besar dapat tertanami.
“Alhamdulillah dari luasan lahan yang ada di Kecamatan Sukra untuk musim gadu tahun ini sebagian besar dapat tertanami,” tengnya.
Terpisah, juru pengairan PJT ll Seksi Patrol untuk BSU 1 – 4, Wasiko, mengungkapkan, jumlah hamparan pertanian yang bersumber dari SS.Sukra seluas 4709 hektar dan untuk diatribusi air menggunakan metode 4:3:4 yaitu 4 hari area depan mulai BSU 1 hingga 4 kemudin 3 hari area tengah BSU 5 hingga 7 dan area belakang 4 hari dari BSU 8 sampai yang ujung yakni BSU 11.
“Untuk sementara ketersediaan air baku masih aman,” ungkapnya.
Terkait