INDRAMAYU,(Fokuspantura.com),- Kepala Dinas Kesehatan(Dinkes) Kabupaten Indramayu mengajak kepada seluruh masyarakat untuk mewaspadai tayangan dan ajakan iklan – iklan rokok yang sangat menggiurkan hingga menyisir kalangan anak-anak dan generasi anak bangsa. Maka kondisi seperti itu merupakan tanggung jawab bersama agar lingkungan tanpa asap rokok segera dikampanyekan dari diri sendiri dan untuk lingkungan sekitar.
Penegasan itu disampaikan disela – sela sambutan Peringatan Hari Anti Rokok Sedunia di Kopsuka Indramayu, Selasa(25/6/2019).
“Hasil penelitian, sekitar 61,8 persen penduduk Indonesia, ketertarikan anak anak merokok itu dari iklan dan sekitar 66,4 persen ingin tetap merokok tanpa iklan rokok,” tuturnya.
Menurutnya, perkembangan iklan rokok saat ini sangat gencar di slot slot iklan yang masuk lewat televisi, dengan penampilan bintang iklan yang merik, billbord reklame dengan tampilan menarik, bahkan di mini market begitu masuk sudah disuguhi etalase rokok.
“Kita saat mengunjungi mini market sudah mulai teracuni, karena sudah open dimana-mana,” tuturnya.
Ia menyayangkan, saat ini mini market sudah menjadi sasaran promosi rokok dan kerja tim advertising iklan rokok lebih gesit dari promotor atau pegiat anti asap rokok.
“Agak sulit kita menjelaskan kepada anak kecil, karena mereka sudah membaca iklan rokok yang menarik, maka jangan sampai kita melarang anak agar tidak meroko tapi kitanya merokok aktif,” terang mantan Direktur RSUD Indramayu ini.
Kondisi yang tak pernah hilang juga, ketika melihat di kawasan Puskesmas, pasalnya masih banyak ditemukan orang tua menggendong anak kecil sambil merokok.
Bahkan, Divisi Internasional merilis, penduduk Indonesia saat ini sekitar 200 juta jiwa, tercatat 60-70 juta penduduk Indonesia merupakan pecandu rokok dan dari 60 juta penduduk Indonesia, sebesar 30 persen atau sekitar 20 juta adalah perekok dari kalangan anak kecil.
“Indonesia menduduki rangking empat di dunia sebagai negara pengkonsumsi rokok, ini sudah sangat berbahaya karena setelah generasi Indonesia perokok selanjutnya pecandu narkoba dan akhirnya seks bebas ujungnya HIV/Aids,” tandas Owner Klinik Aurel Jangga ini.
Ia berharap, Perda nomor 8 tentang kawasan tanpa rokok dapat terus dikampanyekan dan berjalan sesuai implementasi di lapangan.
“Dari kita sendiri kita mulai Kampanyekan kemudia lingkungan sendiri dan masyarakat sebagai contoh,” imbuhnya
Menurutnya, kepedulian itu sudah harus tumbuh dari diri sendiri, semua bergerak bukan hanya menyalahkan dinas kesehatan. Ia juga mendukung gerakan perda nomor 8 tentang Kawasan Tanpa Rokok yang pelaksanaanya masih mandul, maka seiring dengan Perbup Indramayu tentang larangan iklan dan promosi rokok,semoga kedepan Indramayu semakin membaik.
“Peringatan itu tidak kita lihat dari peringtannya, tapi targetnya melalui gerakan implementasi bebas rokok bisa menjangkau lebih luas melalui lembaga pendidikan dan lainnya,” pungkasnya.
Sementara itu, dalam aksi kampanye Aliansi Masyarakat Tanpa Asap Rokok berlangsung tertib keliling jalan protokol Pemkab Indramayu dengan menyampaikan pesan anti asap rokok lewat poster – poster yang menarik dan finish di Kantor Kopsuka Sindang Indramayu. Kegiatan tersebut merupakan puncak acara peringatan Hari Anti Rokok Sedunia yang dirayakan setiap tanggal 31 Mei 2019.